
PEMERINTAH lagi ngebut memperkuat Environmental, Social, and Governance (ESG). Bukan sekadar jargon, ESG sekarang diposisikan sebagai fondasi pembangunan ekonomi berkelanjutan Indonesia. Menariknya, langkah ini juga jadi modal buat aksesi ke Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Normalnya, proses masuk OECD makan waktu 5–8 tahun. Tapi Indonesia pasang target lebih cepat. “Langkah ini penting agar tata kelola ekonomi kita makin sesuai standar global,” ujar Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso.
ESG Bukan Tren Sesaat
Kenapa ESG jadi penting? Pemerintah ingin pertumbuhan ekonomi yang bukan hanya tinggi, tapi juga merata. Itu artinya mengurangi kesenjangan, menekan kemiskinan ekstrem, sekaligus membuka lebih banyak peluang kerja.
Baca juga: Klaim ESG Tanpa Bukti Bisa Berujung Denda Jutaan Dolar
Di sisi lingkungan, ESG diwujudkan lewat target penurunan emisi, dorongan pembiayaan hijau, dan proyek pengurangan emisi. Indonesia juga aktif di forum global seperti G20 dan JETP (Just Energy Transition Partnership). Jadi, ESG bukan cuma ikut-ikutan tren internasional, tapi benar-benar dipakai sebagai strategi pembangunan.
Relevansinya Buat Anak Muda
Kebijakan ESG sebenarnya nyambung ke isu sehari-hari. Dari kualitas udara, peluang kerja, sampai daya beli masyarakat. Pemerintah juga masih kasih insentif buat industri padat karya dan subsidi buat jaga konsumsi rumah tangga.
Baca juga: Keuangan Hijau Qatar Melaju, Indonesia di Persimpangan
Kalau aksesi OECD sukses, artinya Indonesia bisa makin dipercaya investor global. Bagi Gen Z, ini bisa berarti lapangan kerja baru, peluang industri hijau, sampai ruang buat inovasi sosial. Singkatnya, ESG bukan sekadar konsep, tapi strategi jangka panjang biar ekonomi tumbuh bareng keberlanjutan. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.