Hari Pers Nasional dan Tantangan Media di Era Gen Z

Di era digital, media harus beradaptasi dengan kebiasaan Gen Z yang lebih memilih berita cepat, visual, dan interaktif. HPN 2025 jadi momentum transformasi. Foto: Ilustrasi/ Anna Keibalo/ Pexels.

HARI Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap 9 Februari bukan hanya perayaan bagi insan pers. Ini juga menjadi refleksi bagi dunia jurnalistik di tengah gempuran era digital. Generasi Z, sebagai kelompok paling aktif di internet, mengubah cara media bekerja. Bagaimana media bisa tetap relevan di mata mereka?

Gen Z, Melek Informasi tapi Rentan Hoaks

Gen Z tumbuh di era internet. Mereka tak lagi mengandalkan koran atau TV, tapi lebih banyak mengakses berita lewat TikTok, Instagram, dan X (Twitter). Kecepatan dan visualisasi menjadi kunci.

Baca juga: 10 Alat Pemantauan Media Terbaik

Namun, ada tantangan besar. Di antara banjir informasi, hoaks menyebar lebih cepat daripada klarifikasi. Sebuah survei dari Reuters Institute menemukan bahwa kepercayaan publik terhadap media semakin menurun, terutama di kalangan anak muda. Banyak yang merasa skeptis terhadap pemberitaan yang dianggap berpihak.

Media di Persimpangan, Beradaptasi atau Ditelan Zaman

Dunia jurnalistik harus bertransformasi. Format panjang mulai ditinggalkan. Gen Z lebih tertarik pada video pendek, infografis, dan jurnalisme berbasis storytelling. Algoritma media sosial pun mendorong konten yang singkat, menarik, dan interaktif.

Baca juga: Gen Z dan Kekuatan Media Sosial untuk Berdaya

Media arus utama menghadapi dilema besar: kecepatan vs akurasi. Di satu sisi, mereka harus berlomba dengan media sosial dalam menyampaikan berita. Di sisi lain, kredibilitas tetap menjadi modal utama.

Bagaimana media bisa tetap relevan?

Strategi Media, Merangkul Perubahan
  1. Menyesuaikan Format
    Infografis, video pendek, dan live streaming bisa membuat berita lebih menarik. Platform seperti TikTok dan YouTube Shorts menjadi ladang baru bagi jurnalisme.
  2. Kolaborasi dengan Kreator Konten
    Jurnalis dan influencer bisa berkolaborasi untuk menyajikan informasi dengan gaya yang lebih ringan dan engaging.
  3. Mengangkat Isu yang Dekat dengan Gen Z
    Anak muda lebih peduli pada lingkungan, hak digital, dan kesehatan mental. Media harus mampu mengemas berita dengan sudut pandang yang lebih dekat dengan keseharian mereka.
  4. Membangun Kepercayaan Kembali
    Transparansi dalam pemberitaan menjadi penting. Verifikasi data dan pendekatan independen harus diperkuat agar publik tetap percaya pada media arus utama.
Hari Pers Nasional 2025 jadi momentum refleksi bagi media di era digital. Tantangannya bukan sekadar kecepatan, tapi juga kredibilitas dan adaptasi teknologi. Foto: Lisa Fotios/ Pexels.
HPN 2025, Saatnya Media Berbenah

Hari Pers Nasional tahun ini harus menjadi titik balik. Jurnalistik tak bisa berjalan di jalur lama. Jika ingin bertahan, media harus bergerak cepat dan adaptif. Gen Z bukan sekadar konsumen berita, mereka juga bisa menjadi bagian dari ekosistem media di masa depan.

Baca juga: Kolaborasi Efisien dalam Produksi Media Jarak Jauh

Pers yang kuat adalah pers yang mampu menjangkau semua kalangan—dari generasi tua hingga generasi digital. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *