Hidup di Jakarta Butuh Rp 14,8 Juta per Bulan, Cukupkah UMP Rp 5 Juta?

Jakarta, magnet urbanisasi dengan biaya hidup tertinggi di Indonesia. Rata-rata pengeluaran warganya tembus Rp 14,8 juta per bulan, jauh di atas UMP. Foto: Ilustrasi/ Afif Ramdhasuma/ Pexels.

JAKARTA tetap menjadi magnet urbanisasi. Namun, di balik gemerlapnya, biaya hidup di ibu kota ternyata menuntut kocek dalam. Meski Upah Minimum Provinsi (UMP) 2025 ditetapkan Rp 5,39 juta, angkanya masih jauh dari kebutuhan riil warga Jakarta untuk hidup nyaman.

Berdasarkan data Survei Biaya Hidup (SBH) Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, rerata pengeluaran bulanan penduduk Jakarta mencapai Rp 14,88 juta. Angka ini mencerminkan realitas yang kerap luput dari narasi angka UMP.

Rincian Kebutuhan Sehari-hari

Dalam rincian BPS, pos pengeluaran terbesar datang dari kebutuhan papan. Biaya perumahan — termasuk sewa, air, listrik, dan gas — menyerap sekitar Rp 3,19 juta setiap bulan. Sementara kebutuhan dapur seperti makanan, minuman, dan tembakau menelan Rp 2,78 juta.

Baca juga: Menyingkap Hubungan Polusi dan Depresi di Tengah Kota

Transportasi tak kalah menyita. Dengan ongkos harian, bensin, hingga angkutan umum, pengeluaran transportasi rata-rata Rp 2 juta saban bulan. Layanan pesan-antar yang kian marak juga memberi kontribusi pada pos ini.

Di luar kebutuhan pokok, gaya hidup urban ikut mengerek biaya. Penyediaan makanan dan minuman di restoran menyedot sekitar Rp 1,47 juta. Sementara akses informasi, komunikasi, dan jasa keuangan memerlukan alokasi Rp 1 juta per bulan.

Setiap pagi dan malam, ribuan pekerja berdesakan di stasiun-stasiun penyangga Jakarta. Mereka rela menempuh perjalanan panjang demi mengejar nafkah di ibu kota, sementara biaya hidup memaksa mereka tinggal jauh dari pusat kota. Foto: Denniz Futalan/ Pexels.

Tak ketinggalan, pendidikan (Rp 959 ribu), perawatan pribadi (Rp 958 ribu), perlengkapan rumah tangga (Rp 940 ribu), pakaian (Rp 760 ribu), kesehatan (Rp 485 ribu), hingga hiburan dan olahraga (Rp 286 ribu) turut melengkapi daftar pengeluaran.

Tantangan Generasi Urban

Ketimpangan antara upah dan biaya hidup ini menjadi tantangan nyata, terutama bagi generasi muda pekerja. Banyak yang terpaksa berbagi hunian, menunda kepemilikan rumah, bahkan menekan pos konsumsi untuk sekadar bertahan.

Baca juga: Tips Bertahan dan Menikmati Hidup di Kota Jakarta

Tak sedikit pula yang mencoba peruntungan di sektor informal atau gig economy demi menambah penghasilan. Fleksibilitas kerja kini menjadi solusi pragmatis dalam menghadapi tekanan biaya hidup yang terus merangkak naik.

Jakarta, Antara Impian dan Realita

Bagi sebagian orang, Jakarta tetap menjanjikan peluang karier dan penghidupan. Namun, bagi banyak lainnya, kota ini juga menyimpan jebakan finansial. Merencanakan keuangan secara cermat menjadi kunci agar tetap bisa “bernapas” di tengah tingginya biaya hidup ibu kota. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *