Indonesia-Kanada Teken Kesepakatan Dagang Bersejarah

Presiden Indonesia Prabowo Subianto bersama Perdana Menteri Kanada Mark Carney saat konferensi pers bersama di Ottawa, Rabu (24/9). Keduanya menandatangani perjanjian dagang dan pertahanan baru. Foto: Instagram/ presidenindonesia.

JAKARTA, mulamula.id Hubungan Indonesia dan Kanada memasuki babak baru. Perdana Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan tercapainya perjanjian perdagangan bilateral dengan Indonesia, menjadikan RI sebagai negara ASEAN pertama yang memiliki kesepakatan semacam ini dengan Ottawa.

“Kesepakatan ini membuka peluang ekonomi besar. Bagi pekerja dan bisnis, pasar baru akan terbuka, investasi meningkat, dan hubungan dagang makin transparan,” kata Carney dalam pernyataan resminya, Rabu (24/9).

Indonesia diuntungkan, Kanada makin kompetitif

Perjanjian bernama ICA-CEPA ini diteken saat kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Ottawa. Bagi Indonesia, keuntungan langsung adalah pembebasan tarif ekspor ke Kanada. Lingkungan perdagangan pun menjadi lebih jelas dan terprediksi bagi investor.

Sementara itu, Kanada akan menikmati pengurangan hingga penghapusan tarif lebih dari 95% ekspornya ke Indonesia mulai 2026. Produk gandum, kalium, kayu, dan kedelai Kanada akan lebih kompetitif di pasar Indonesia. Kesepakatan ini juga membuka jalan bagi ekspor sektor teknologi bersih, agri-pangan, mineral penting, dan jasa keuangan.

Investasi Raksasa Lewat INA dan EDC

Bukan hanya soal perdagangan barang, kemitraan ini diperluas ke pembiayaan investasi. Export Development Canada (EDC) menandatangani perjanjian dengan Indonesia Investment Authority (INA) untuk menyalurkan pembiayaan utang hingga US$ 825 juta atau sekitar Rp 13,7 triliun. Dana ini diarahkan untuk mendorong investasi di infrastruktur, energi terbarukan, layanan digital, hingga manufaktur canggih.

“Kerja sama ini akan menciptakan peluang bisnis baru bagi eksportir dan investor Kanada, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai magnet investasi kawasan,” ujar Carney.

Presiden Indonesia Prabowo Subianto berjalan bersama Perdana Menteri Kanada Mark Carney di Ottawa, Rabu (24/9), usai menandatangani perjanjian dagang dan pertahanan bilateral. Foto: Instagram/ presidenindonesia.
Dukungan Kadin, Proyeksi Jangka Panjang

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga menjadi bagian penting. Kadin bersama Dewan Bisnis Kanada meneken perjanjian memperkuat jaringan aliansi bisnis melalui misi dagang bilateral.

Dengan proyeksi Indonesia masuk lima besar ekonomi dunia pada 2050, Kanada melihat peluang jangka panjang. “Ini kesempatan besar bagi bisnis Kanada di salah satu ekonomi paling menjanjikan Asia Tenggara,” ucap Menteri Perdagangan Internasional Kanada, Maninder Sidhu.

Selain ekonomi, kedua negara juga menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan. Kolaborasi meliputi pelatihan militer, keamanan maritim, pertahanan siber, dan operasi penjaga perdamaian.

“Memperkuat hubungan pertahanan dengan mitra utama seperti Indonesia menunjukkan komitmen Kanada untuk mendukung perdamaian dan stabilitas regional,” kata Menteri Pertahanan Nasional Kanada, David J McGuinty.

Babak baru kemitraan strategis

Kesepakatan ini mencerminkan strategi Kanada untuk mendiversifikasi mitra ekonomi sekaligus memperluas pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik. Bagi Indonesia, langkah ini menambah ruang gerak diplomasi sekaligus akses pasar yang lebih besar.

Dengan sinergi perdagangan, investasi, dan pertahanan, Jakarta dan Ottawa tampak siap membangun kemitraan yang lebih luas dan berjangka panjang. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *