Inggris, Jejak Kuat Alumni Harvard dari Negeri Monarki

London, Inggris, menjadi rumah bagi ribuan alumni Harvard yang kini menduduki posisi strategis di berbagai sektor. Dalam bayang-bayang larangan baru dari Trump, kota ini mencerminkan betapa globalnya jejak pengaruh universitas ternama tersebut. Foto: Chait Goli/ Pexels.
Pengantar Redaksi

Dalam sepuluh hari ke depan, mulamula.id menyajikan seri artikel bersambung bertajuk “10 Negara dengan Alumni Harvard Terbanyak”. Serial ini hadir sebagai respons terhadap polemik global usai Presiden AS Donald Trump melarang Harvard University menerima mahasiswa asing. Setiap hari, kami akan mengupas profil negara-negara yang memiliki jumlah alumni Harvard terbanyak, lengkap dengan jejak dan pengaruh mereka di dunia. Edisi perdana ini menyoroti Inggris, negara non-AS dengan jumlah alumni terbanyak dari Harvard. ***

______________________________

Hubungan Erat Sejak Awal Abad ke-20

KETIKA membayangkan Harvard University, banyak yang langsung teringat pada Boston, AS—tapi bagi ribuan warga Inggris, kampus legendaris itu lebih dari sekadar universitas elite di seberang Atlantik. Hingga periode 2022–2023, menurut Harvard Worldwide, Inggris menempati posisi pertama dalam daftar negara dengan alumni Harvard terbanyak di luar Amerika Serikat, yaitu sebanyak 7.177 orang.

Ini bukan angka yang mengejutkan, mengingat hubungan akademik dan sejarah yang telah lama terjalin antara kedua negara. Sejak awal abad ke-20, pelajar Inggris—terutama dari kalangan aristokrat, akademisi muda, dan pemimpin potensial—menjadi bagian dari komunitas intelektual Harvard. Mereka kembali ke tanah air membawa pengaruh, pengetahuan, dan jejaring global yang mereka bangun selama studi.

Dari Pejabat Tinggi hingga Tokoh Global

Jejak alumni Harvard asal Inggris tersebar luas. Banyak dari mereka yang kini memegang jabatan tinggi, baik di pemerintahan maupun sektor swasta. Beberapa menjadi anggota parlemen, diplomat, pemimpin partai politik, atau penasihat ekonomi. Di dunia bisnis, lulusan Harvard asal Inggris menduduki posisi penting dalam korporasi global, serta lembaga riset dan think-tank internasional.

Layanan kampus Harvard yang tertata rapi mencerminkan standar internasional lembaga ini. Namun, kebijakan Trump yang melarang mahasiswa asing justru mengguncang wajah global kampus bergengsi ini. Foto: Matthis Volquardsen/ Pexels.

Lebih dari sekadar ijazah, yang mereka bawa pulang adalah akses ke jaringan elite dunia. Harvard, dalam hal ini, menjadi titik temu pemikiran transatlantik antara Inggris dan Amerika—sebuah hubungan yang telah memperkuat posisi Inggris dalam percaturan global.

Ketegangan Baru di Tengah Hubungan Lama

Namun kini, relasi historis itu menghadapi ujian besar. Kebijakan Trump yang melarang mahasiswa asing kuliah di Harvard menjadi pukulan bagi Inggris, yang selama ini menjadi mitra strategis dalam pertukaran akademik.

Beberapa alumni yang kini aktif di parlemen Inggris mengkritik kebijakan tersebut sebagai bentuk “politisasi pendidikan”. Sementara itu, para pelajar dan calon mahasiswa dari Inggris menanti kejelasan. Harvard, yang selama ini menjadi simbol keterbukaan akademik global, kini seolah ditutup bagi dunia.

Nantikan edisi esok dari seri ini: “Kanada, Tetangga Amerika dengan Ikatan Akademik yang Kuat.” ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *