
Pengantar Redaksi
Setelah memulai serial ini dengan Belanda di peringkat ke-10 dan India di posisi ke-9, hari ini kita beralih ke negara yang meski tak dikenal sebagai raksasa tambang emas, tetap mampu mempertahankan posisi strategis dalam daftar pemilik cadangan emas dunia: Jepang. ***
____________________________
BERDASARKAN data resmi yang dikutip dari World Gold Council (WGC) per April 2025, Bank of Japan tercatat menyimpan 846 ton emas, menjadikannya negara dengan cadangan emas terbesar ke-8 di dunia. Posisi ini menegaskan peran emas sebagai bagian penting dari strategi stabilisasi nilai tukar dan cadangan devisa Jepang.
Cadangan Besar dari Negara Tanpa Tambang Emas Aktif
Meskipun tidak memiliki tambang emas aktif dalam skala besar seperti beberapa negara lainnya dalam daftar ini, Jepang tetap konsisten menambah cadangannya lewat pembelian pasar terbuka dan daur ulang logam mulia.
Jepang lebih mengandalkan teknologi tinggi dalam pemrosesan dan ekstraksi ulang emas dari barang elektronik bekas (urban mining).
Menurut laporan Nikkei Asia, Jepang menghasilkan hampir 80 ton emas setiap tahun dari proses daur ulang — angka yang menjadikan Jepang salah satu pemimpin dunia dalam recovery emas dari limbah elektronik.
Strategi Diversifikasi dan Stabilitas Keuangan
Bank Sentral Jepang menggunakan cadangan emas sebagai salah satu alat stabilisasi portofolio aset asingnya. Dalam beberapa dekade terakhir, Jepang terus melakukan diversifikasi cadangan devisa untuk mengurangi eksposur berlebih terhadap dolar AS. Dalam konteks ini, emas berfungsi sebagai pelindung nilai (hedging asset) di tengah ketidakpastian global dan gejolak pasar.
Baca juga: Polandia, dari Kawasan Timur Eropa ke Panggung Emas Dunia
Di tengah kebijakan moneter ultra-longgar yang sempat lama diterapkan Jepang, emas juga berfungsi sebagai alat kepercayaan jangka panjang terhadap kemampuan bank sentral dalam menjaga nilai mata uangnya. Beberapa analis menyebut bahwa Jepang bisa memperbesar cadangan emasnya di masa depan seiring potensi normalisasi kebijakan moneternya.

Pemanfaatan Teknologi sebagai Kekuatan Tambahan
Keunggulan Jepang terletak pada kemampuan teknologinya. Di saat banyak negara mengandalkan tambang fisik, Jepang memilih jalur berbeda: mengandalkan teknologi ekstraksi emas dari e-waste dan logam bekas. Hal ini menjadikan Jepang sebagai pionir dalam praktik berkelanjutan di sektor logam mulia.
Baca juga: Belanda, Menjaga Kepercayaan Lewat Cadangan Emas yang Kuat
Sebagai contoh, menurut laporan Reuters, saat Olimpiade Tokyo 2020, seluruh medali emas, perak, dan perunggu dibuat dari hasil daur ulang barang elektronik bekas—simbol sekaligus realisasi nyata kekuatan urban mining Jepang.
Besok, serial ini akan berlanjut dengan negara di urutan ke-7: Swiss. Negara ini bukan hanya dikenal dengan bank-banknya, tetapi juga dengan peranannya yang besar dalam perdagangan dan penyimpanan emas global. Jangan lewatkan. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.