“Kopi di Bawah Tangga”, dari Sudut Mall ke Trend Kopi Jakarta

Nino Fernandez, aktor di balik “Kopi di Bawah Tangga”, memulai usahanya dengan konsep unik di sudut mall Jakarta. Foto: Instagram/ @ninojkt.

SIAPA sangka, sebuah sudut di bawah eskalator mall bisa menjadi tempat lahirnya sebuah brand kopi yang kini digemari banyak orang?

Itulah kisah di balik “Kopi di Bawah Tangga,” sebuah usaha kopi yang didirikan oleh aktor Nino Fernandez.

Berawal dari lokasi yang mungkin dianggap tak strategis oleh banyak orang, Nino justru melihat peluang dan mengubahnya menjadi sebuah cerita sukses.

Awal Mula yang Unik

Pada tahun 2017, “Kopi di Bawah Tangga” pertama kali dibuka di Gandaria City, Jakarta. Lokasinya? Tepat di bawah eskalator mall—sebuah tempat yang jarang dilirik untuk memulai bisnis.

Namun, keunikan ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Nama “Kopi di Bawah Tangga” pun langsung melekat di ingatan banyak orang, menjadikannya lebih dari sekadar tempat ngopi, tapi juga sebuah brand yang ikonik.

Es Kopi Sekampung

Tak hanya lokasinya yang unik, “Kopi di Bawah Tangga” juga punya menu andalan yang tak kalah menarik. Salah satu yang paling digemari adalah ‘Es Kopi Sekampung’.

Dibuat dengan racikan kopi khas yang dipadukan dengan gula aren, minuman ini menawarkan rasa manis yang lembut dan segar.

Baca juga: Bisnis Kuliner Artis: “Ayam Forever” Rian D’Masiv

Dengan harga yang sangat bersahabat—mulai dari Rp 20 ribuan—’Es Kopi Sekampung’ menjadi pilihan favorit di kalangan penikmat kopi, baik tua maupun muda.

Inovasi Menu yang Bikin Betah

Selain ‘Es Kopi Sekampung’, ada juga menu ‘Ibukota’ dan ‘Metropolitan’ yang menawarkan cita rasa kopi yang kaya dan tak kalah enak.

Masing-masing menu memiliki karakteristiknya sendiri, mencerminkan keragaman selera masyarakat urban yang dinamis.

Inovasi menu ini menunjukkan betapa “Kopi di Bawah Tangga” memahami kebutuhan konsumennya—menyediakan minuman yang bukan hanya nikmat, tetapi juga punya nilai tambah.

Harga Terjangkau

Salah satu keunggulan “Kopi di Bawah Tangga” adalah kemampuannya untuk menawarkan harga yang terjangkau tanpa mengorbankan kualitas.

Dengan harga mulai dari Rp 20 ribuan, kedai ini berhasil menjangkau berbagai kalangan, dari pelajar hingga profesional. Ini adalah bukti bahwa kualitas kopi premium tidak selalu harus dibayar mahal.

Dari Sudut Eskalator ke Seantero Jakarta

Bermodal kreativitas dan ketekunan, Nino Fernandez berhasil mengembangkan “Kopi di Bawah Tangga” menjadi jaringan kedai kopi yang terus berkembang.

Baca juga: Bisnis Kuliner Artis: “Nona Judes” Prilly Latuconsina

Setelah sukses di Gandaria City, kedai kopi ini telah membuka beberapa cabang lain di pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta.

Setiap cabang tetap mempertahankan konsep sederhana namun efektif, dengan fokus pada kualitas kopi dan kepuasan pelanggan.

Salah satu varian kopi andalan “Kopi di Bawah Tangga”, dibuat dengan racikan spesial yang memadukan cita rasa otentik dan inovasi. Foto: Instagram/ @irinakencanasari.
Inspirasi dari Sebuah Ide Sederhana

“Kopi di Bawah Tangga” adalah bukti nyata bahwa ide sederhana, jika digarap dengan baik, bisa menjadi sebuah usaha yang besar dan sukses.

Dari sebuah sudut kecil di bawah eskalator, kini “Kopi di Bawah Tangga” telah menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang, membawa rasa kopi yang autentik dan pengalaman ngopi yang berbeda.

“Kopi di Bawah Tangga” tidak hanya menyajikan kopi, tetapi juga menyajikan cerita tentang kreativitas, inovasi, dan keberanian untuk melihat peluang di tempat yang tak terduga.

Dengan semangat ini, Nino Fernandez telah berhasil membangun sebuah brand yang bukan hanya dikenal, tetapi juga dicintai.

Jadi, jika Anda sedang mencari tempat ngopi dengan rasa yang khas dan harga terjangkau, jangan lupa mampir ke “Kopi di Bawah Tangga”—di mana saja Anda menemukannya. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *