Kue Dolar, Camilan Khas Surabaya yang Penuh Makna

Kue Dolar, camilan khas Surabaya yang tak hanya enak, tapi juga penuh harapan dan makna simbolis keberuntungan. Foto: Tokopedia.

KUE Dolar, sebuah nama yang mungkin tidak asing bagi sebagian orang, ternyata menyimpan banyak cerita dan makna di balik setiap bentuk koin kecil yang renyah tersebut. Meskipun tidak sepopuler beberapa kue tradisional lainnya, Kue Dolar memiliki tempat khusus dalam tradisi kuliner Indonesia. Terutama pada acara-acara tertentu yang sarat dengan simbolisme dan harapan baik.

Camilan Khas Surabaya

Kue Dolar adalah camilan khas Surabaya, Jawa Timur, yang pertama kali muncul pada tahun 1936. Sejarahnya yang panjang menjadikannya salah satu sajian yang terhubung erat dengan budaya kuliner masyarakat Surabaya dan sekitarnya.

Bentuknya yang bulat dan pipih seperti kepingan uang koin menginspirasi nama “Kue Dolar”. Kue ini menjadi simbol dari harapan akan keberuntungan dan kesejahteraan, terutama dalam berbagai perayaan atau acara adat.

Pada masa itu, Kue Dolar bukan hanya disajikan untuk dinikmati. Tetapi, juga dihadirkan sebagai simbol doa untuk masa depan yang lebih baik. Dalam masyarakat yang kental dengan tradisi dan simbolisme, makanan sering kali berfungsi lebih dari sekadar konsumsi. Tapi, juga menjadi jembatan antara dunia fisik dan dunia spiritual. Begitu pula dengan Kue Dolar yang tetap dipertahankan sebagai simbol harapan.

Bahan dan Makna

Meskipun tampak sederhana, Kue Dolar terbuat dari bahan-bahan yang mudah mendapatkannya. Seperti tepung terigu, mentega, gula, telur, dan sedikit vanili untuk memberi aroma khas. Namun, dalam proses pembuatannya yang tidak memerlukan banyak bahan dan waktu. Butuh ketelitian agar menghasilkan tekstur renyah yang sempurna.

Baca juga: Uniknya Martabak Aceh, ‘Meukeutam Mangat’!

Bentuk koinnya yang menyerupai uang ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat yang menyajikannya. Selain sebagai lambang keberuntungan dan kesejahteraan, Kue Dolar juga memiliki simbolisme rezeki yang melimpah.

Oleh karena itu, kue ini sering kali jadi sajian pada berbagai acara penting. Seperti perayaan tahun baru, ulang tahun, atau acara adat yang penuh doa dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Kue Dolar dalam Tradisi dan Perayaan

Kue Dolar sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dalam perayaan-perayaan di Surabaya dan sekitarnya. Sebagai contoh, dalam perayaan tahun baru atau acara pernikahan, Kue Dolar dihadirkan untuk memberikan doa dan harapan. Doa baik akan kelimpahan rezeki bagi orang yang merayakannya. Selain itu, kue ini juga sering hadir dalam upacara adat sebagai simbol permohonan berkat dan kemakmuran.

Baca juga: Cake Jahe Keto, Menikmati Cita Rasa Jahe dengan Pilihan Sehat

Keberadaannya yang terus bertahan menunjukkan betapa kuatnya pengaruh simbolisme dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Kue Dolar, meskipun mungkin tidak selalu ditemukan di setiap meja perayaan, tetap memegang peranan penting dalam menjaga hubungan antara makanan dan tradisi. Serta menghubungkan generasi lama dengan yang baru.

Kue Dolar dan Keberlanjutannya dalam Dunia Kuliner

Di era modern ini, Kue Dolar masih tetap mempertahankan pesonanya meski mungkin tidak lagi menjadi sajian utama di banyak acara besar. Kini, kue ini dapat kita temukan dalam berbagai variasi modern. Seperti dalam bentuk kemasan cantik atau dengan tambahan variasi rasa yang lebih kekinian, seperti cokelat atau keju.

Baca juga: Baklava: Kriuk Manis yang Menghadirkan Aroma Timur Tengah

Proses pembuatannya yang tidak memerlukan banyak bahan dan waktu juga menjadikannya pilihan populer bagi mereka yang ingin mencoba membuat kue tradisional Indonesia di rumah. Meskipun resep dasar dari Kue Dolar tetap bertahan, inovasi-inovasi baru dalam penampilan dan rasa juga terus bermunculan, menjadikannya tetap relevan bagi kalangan muda. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *