
PERNAH nggak kebayang, air bekas mandi atau cuci piring yang kamu buang tiap hari akhirnya kemana?
Jawabannya, ke sungai. Dan masalahnya, di Jakarta, air bekas itu nyaris semuanya masuk tanpa diolah dulu.
Riset LEMTEK Universitas Indonesia (UI) bikin kita kaget. Di Sungai Ciliwung, 95% airnya tercampur grey water, yaitu air bekas mandi, nyuci baju, cuci piring. Cipinang (91%), Sunter (87%), Grogol (80%), dan Cideng (62%) juga nggak kalah parah.
Grey water ini memang kelihatan “nggak seganas” limbah toilet (black water), tapi justru dia musuh senyap. Kandungan sabun, minyak, dan bahan kimianya bikin sungai pelan-pelan mati.
Bukan Cuma Rumah Tangga
Masalahnya nggak berhenti di rumah kamu.
Bengkel, laundry, rumah makan, sampai percetakan juga buang limbah langsung ke sungai kalau nggak punya instalasi pengolahan. Skala kecil, tapi dampaknya gede kalau jumlahnya banyak.
Baca juga: Krisis Air Tanah, Jakarta Berencana Hentikan Izin Baru
Kepala DLH DKI, Asep Kuswanto, bilang mereka sekarang lagi gencar ngawasin dan membina pelaku usaha kecil biar limbahnya sesuai aturan.

Pemprov DKI juga punya program seperti Jakarta Bebas Sampah, Jakarta Sadar Sampah, Naturalisasi Sungai, sampai Grebek Lumpur. Tujuannya jelas. Bikin sungai kembali sehat.
Baca juga: Banjir Rob dan Krisis Air Tanah, Ancaman Ganda untuk Jakarta
Tapi kata Iwan Kurniawan dari Setda DKI, ini nggak bisa dikerjain pemerintah sendirian. Perlu kolaborasi dari semua. Mulai dari pemerintah, warga, pelaku usaha, sampai kampus.
Ini Masalah Nasional
FYI, bukan cuma Jakarta yang kena. Data KLH, dari 2.195 sungai di Indonesia, cuma 2,19% yang airnya memenuhi baku mutu. Sisanya, 96% tercemar ringan, sebagian lagi sudah parah.
Baca juga: Sungai Dunia Tercemar Antibiotik, Indonesia Tak Boleh Lalai
Dampaknya, susahnya setengah mati nyari air bersih tanpa biaya pengolahan yang tinggi.
Mau Diam atau Bergerak?
Kalau sungai mati, kita semua rugi, dari kesehatan sampai ekonomi. Mulai dari hal kecil. Jangan buang sampah atau limbah ke selokan, pakai sabun ramah lingkungan, dan dukung usaha kecil yang punya pengolahan limbah.
Karena, kalau air sungai terus kotor, Jakarta bukan cuma darurat banjir, tapi juga darurat hidup. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.