Los Angeles, Kota Terpadat AS dengan Kemacetan Terburuk

Los Angeles, kota dengan kepadatan tinggi, kini terkenal dengan kemacetan terburuk di dunia. Warga menghabiskan waktu berharga terjebak di jalan setiap tahunnya, mencerminkan tantangan besar dalam mobilitas perkotaan. Foto: Pexels.

LOS ANGELES, kota terbesar di California, kembali masuk dalam daftar kota termacet dunia pada 2024, menempati posisi kedelapan versi  INRIX 2024 Global Traffic Scorecard. Pengemudi di kota ini menghabiskan rata-rata 88 jam per tahun terjebak dalam kemacetan, sedikit turun dari 89 jam yang tercatat pada tahun sebelumnya.

Kemacetan yang terjadi di LA tidak hanya karena jumlah kendaraan yang melimpah. Tetapi, juga oleh kompleksitas infrastruktur dan gaya hidup masyarakat.

Mengapa Kemacetan Tidak Terhindarkan?

Los Angeles memiliki lebih dari 3,9 juta jiwa penduduk, sementara wilayah metropolitan yang lebih luas memiliki lebih dari 13 juta orang. Dengan populasi yang terus berkembang dan sistem transportasi publik yang tidak sebanding dengan kebutuhan, kemacetan di LA hampir menjadi bagian dari keseharian. Kota ini terkenal dengan kepadatan jalan yang sangat tinggi, terutama di jam-jam sibuk.

Baca juga: Istanbul, Tantangan Kemacetan yang Tak Terhindarkan

Mobil Pribadi, Pilihan Utama di LA

Salah satu alasan utama mengapa kemacetan sangat parah di Los Angeles adalah ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Meskipun kota ini memiliki sistem transportasi umum, seperti metro dan bus, banyak warga Los Angeles lebih memilih menggunakan mobil pribadi untuk kenyamanan dan fleksibilitas.

Terlebih lagi, jarak antar lokasi di LA sangat jauh, dan kualitas transportasi publik sering kurang memadai dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di dunia.

Dampak terhadap Kesehatan dan Ekonomi

Selain waktu yang terbuang di jalan, kemacetan di Los Angeles juga memiliki dampak serius terhadap kesehatan warga. Peningkatan polusi udara, yang sebagian besar disebabkan oleh emisi kendaraan, berkontribusi pada masalah kualitas udara yang buruk, yang memengaruhi kesehatan pernapasan dan kualitas hidup.

Baca juga: Cape Town: Kota Termacet ke-9 Dunia, 94 Jam Terjebak Macet

Kecepatan rata-rata kendaraan di pusat kota yang hanya 35 km/jam mencerminkan betapa sesaknya lalu lintas di kawasan ini.

Kemacetan di Los Angeles semakin parah, dengan pengemudi menghabiskan waktu berjam-jam di jalan. Meskipun menjadi kota yang dinamis, tantangan transportasi terus membayangi kehidupan sehari-hari warganya. Foto: Jude Ballado/ Pexels.

Kemacetan juga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan. Waktu perjalanan yang terbuang berarti produktivitas menurun, dan perusahaan serta sektor ekonomi lainnya harus menghadapi kerugian karena ketidakefisienan dalam distribusi barang dan layanan.

Apa Solusinya?

Beberapa upaya telah bderjalan untuk mengurangi kemacetan di Los Angeles, seperti pengembangan jalur khusus bus dan program berbagi tumpangan (ridesharing). Namun, masalah utama tetap pada tingginya jumlah kendaraan pribadi yang memenuhi jalan-jalan utama di kota ini.

Baca juga: Jakarta Kota Termacet Ketujuh di Dunia, Apa Solusinya?

Beberapa proyek infrastruktur, seperti perluasan jalur kereta bawah tanah dan penerapan zona khusus kendaraan, menjadi langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi transportasi.

Selain itu, Los Angeles berfokus pada pengurangan emisi melalui promosi kendaraan listrik dan peningkatan mobilitas berkelanjutan, termasuk jalur sepeda dan pejalan kaki.

Los Angeles dan Kemacetan Tak Terhindarkan

Meskipun berbagai solusi sudah diterapkan, Los Angeles masih harus menghadapi tantangan besar dalam mengurangi kemacetan yang telah menjadi bagian dari identitas kota ini. Dalam beberapa tahun mendatang, kota ini harapannya dapat mengadopsi solusi transportasi masa depan yang lebih ramah lingkungan dan lebih efisien.

Besok, kami akan mengulas kota Mexico City, yang berada di posisi keempat dalam daftar kemacetan dunia. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *