
RAMADAN selalu menjadi bulan penuh makna bagi umat Islam. Namun, bagi Gen Z—generasi yang tumbuh di era digital—cara mereka memaknai Ramadan tak hanya terbatas pada ibadah konvensional, tetapi juga berkembang seiring dengan tren sosial yang mereka ikuti.
Dari refleksi spiritual hingga gerakan berbagi di media sosial, Ramadan bagi Gen Z menjadi perpaduan unik antara ibadah dan ekspresi digital.
Spiritualitas di Era Digital
Bagi banyak Gen Z, Ramadan tetap menjadi momen untuk memperdalam spiritualitas. Namun, akses mereka terhadap ilmu agama kini semakin luas berkat platform digital. Kajian daring, ceramah di YouTube, hingga aplikasi pengingat ibadah semakin membantu mereka dalam menjalankan ibadah dengan lebih konsisten.
“Dulu kalau mau ikut kajian harus datang langsung ke masjid atau majelis. Sekarang bisa dengar podcast Islami atau ikut live streaming ustaz favorit di TikTok,” ujar Fadhil (22), seorang mahasiswa asal Jakarta.
Aplikasi seperti Muslim Pro, Quran Best, dan berbagai platform lainnya juga semakin mempermudah anak muda dalam mengatur ibadah mereka, dari jadwal salat hingga bacaan doa sehari-hari.
Ramadan dan Fenomena Berbagi di Media Sosial
Di era media sosial, semangat berbagi semakin terasa. Gen Z tak hanya berbagi kebahagiaan melalui unggahan foto makanan berbuka, tetapi juga aktif dalam kampanye sosial yang berbasis digital.
- Gerakan Donasi Online – Banyak anak muda yang ikut dalam kampanye crowdfunding di platform seperti Kitabisa atau donasi digital lainnya untuk membantu mereka yang membutuhkan.
- Challenge Ramadan – Tren seperti “30 Days of Gratitude” atau “Ramadan Journal” menjadi cara bagi Gen Z untuk merefleksikan perjalanan spiritual mereka selama bulan suci.
- Konten Positif – Banyak kreator muda yang membagikan kutipan inspiratif, tips ibadah, hingga video edukasi tentang Ramadan yang dikemas secara menarik di Instagram, TikTok, dan YouTube.
“Setiap Ramadan, aku selalu bikin konten edukasi tentang sejarah Islam dan kisah inspiratif dari tokoh-tokoh Muslim. Ternyata banyak yang suka, dan aku jadi makin semangat berbagi,” kata Aisyah (20), seorang kreator konten di TikTok.

Gerakan Kebaikan Digital, dari Online ke Dunia Nyata
Tren sosial yang berkembang di media digital selama Ramadan juga mendorong gerakan kebaikan di dunia nyata. Banyak komunitas anak muda yang menginisiasi kegiatan seperti:
- Berbagi Takjil Gratis – Komunitas pemuda sering kali mengorganisir kegiatan berbagi takjil di jalan atau di sekitar tempat ibadah.
- Ngaji Bareng Virtual – Kelompok diskusi online semakin marak, di mana anak muda bisa belajar agama bersama melalui Zoom atau Twitter Space.
- Ramadan Clean-Up – Kampanye menjaga lingkungan selama Ramadan, seperti tidak membuang sampah sembarangan setelah berbuka di ruang publik, juga menjadi gerakan yang digaungkan di media sosial.
Menggabungkan Esensi Ibadah dengan Tren Sosial
Meski Ramadan kini diwarnai dengan berbagai tren digital, bagi sebagian anak muda tetap ada tantangan untuk menyeimbangkan antara ibadah dan aktivitas sosial.
“Aku suka berbagi konten positif, tapi juga harus hati-hati supaya nggak sekadar pamer ibadah di media sosial,” ujar Rafi (23), seorang mahasiswa dari Yogyakarta.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tren digital mendominasi, Gen Z tetap berusaha menjaga keikhlasan dan esensi spiritual dari Ramadan.
Ramadan, Momen untuk Menemukan Makna
Bagi Gen Z, Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi perjalanan menemukan makna di tengah dunia yang serba cepat. Dengan semangat berbagi, tren sosial, dan kemudahan akses ke ilmu agama, Ramadan bagi mereka bukan sekadar ritual tahunan, melainkan momen refleksi yang lebih dalam. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.