
PEMERINTAH Indonesia berkomitmen untuk mempercepat implementasi kebijakan emisi karbon sebagai bagian dari upaya mencapai keberlanjutan. Dalam pernyataannya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa langkah ini akan segera diterapkan tanpa penundaan.
Penetapan Batas Emisi
Salah satu fokus utama adalah penetapan batas atas emisi bagi pelaku usaha. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong perusahaan agar lebih bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan dari kegiatan operasional mereka.
Pelaku usaha diharuskan untuk menurunkan jejak emisi karbon mereka sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Bursa Karbon Indonesia
Hanif juga menyoroti pentingnya Bursa Karbon Indonesia sebagai platform untuk mendukung perdagangan karbon. Dengan membeli sertifikat karbon, perusahaan dapat mengimbangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Namun, nilai perdagangan di bursa ini masih rendah, menunjukkan perlunya pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan partisipasi.
Baca juga: Dinamika Pajak Karbon Indonesia: Ambisi Besar, Langkah Tertahan
Menteri Hanif percaya bahwa potensi ekonomi karbon di Indonesia sangat besar. Oleh karena itu, pemerintah akan mengambil langkah strategis untuk memaksimalkan nilai ekonomi karbon.
Ini termasuk evaluasi lebih mendalam mengenai perdagangan karbon dan promosi program carbon offset, yang memungkinkan individu dan perusahaan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek lingkungan.
Prioritas Pelestarian Lingkungan
Dalam konteks ini, pelestarian lingkungan hidup menjadi prioritas utama. Langkah-langkah ini tidak hanya penting untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam, tetapi juga untuk memastikan kesejahteraan generasi mendatang.
Baca juga: Bursa Karbon Indonesia, Jalan Menuju Masa Depan Hijau
Pemerintah menargetkan pencapaian pembangunan berkelanjutan dan pengurangan jejak karbon sebagai bagian dari komitmen untuk menghadapi perubahan iklim.
Inovasi Bioplastik
Sebagai bagian dari kebijakan lingkungan, pemerintah juga mendorong penggunaan bioplastik sebagai alternatif ramah lingkungan. Bioplastik yang terbuat dari bahan-bahan organik menawarkan solusi untuk mengurangi ketergantungan pada plastik konvensional yang berbasis minyak bumi. Dengan demikian, ini dapat membantu mengurangi limbah dan dampak negatif terhadap lingkungan.
Baca juga: Denmark Pionir Pajak Karbon Peternakan Mulai 2030
Dengan berbagai langkah strategis ini, Indonesia berupaya membangun fondasi yang kuat untuk ekonomi berkelanjutan. Kebijakan emisi karbon dan inovasi dalam penggunaan bioplastik diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat.
“Pemerintah berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan untuk masa depan,” tegas Hanif. ***
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi antara Mulamula.id dan SustainReview.id, menghadirkan wawasan mendalam seputar isu keberlanjutan dan transformasi hijau.