Meski Kemarau, Potensi Hujan Tinggi hingga Akhir Tahun

Citra satelit menunjukkan potensi cuaca ekstrem meskipun sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau. Foto: BMKG.

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia masih tinggi hingga akhir tahun ini, meskipun periode tersebut seharusnya memasuki musim kemarau.

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, mengungkapkan pada Senin (2/6/2024) bahwa dalam 24 jam terakhir, beberapa wilayah di Indonesia mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Beberapa wilayah yang tercatat mengalami hujan lebat antara lain:

  • Pulau Jawa: Jawa Tengah (Kota Semarang dengan intensitas 104,4 mm per hari)
  • Kalimantan: Kalimantan Barat (Kabupaten Sambas dengan intensitas 103,0 mm per hari)
  • Sumatera: Sumatera Utara (Silangit, Tapanuli Utara dengan intensitas 57,3 mm per hari) dan Kepulauan Riau (Tanjung Pinang dengan intensitas 50,8 mm per hari)
  • Papua dan Maluku: Kabupaten Sarmi (94,0 mm per hari) dan Kota Ambon (69,9 mm per hari)
  • Sulawesi: Sulawesi Tengah (Kabupaten Toli-toli dengan intensitas 61,1 mm per hari)

Guswanto menjelaskan bahwa potensi peningkatan hujan ini disebabkan oleh beberapa dinamika atmosfer yang aktif di wilayah Indonesia. Fenomena seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby Kelvin, pola sirkulasi siklonik, serta daerah belokan dan perlambatan angin berkontribusi terhadap peningkatan hujan.

Kombinasi dari fenomena-fenomena ini dapat menimbulkan hujan berintensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang.

Kondisi cuaca ini berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, dan tanah longsor. Meski begitu, Indonesia juga mulai memasuki musim kemarau kering pada medio Juni–September 2024.

Baca juga: Musim Kemarau Tiba, Antisipasi Kekeringan di Indonesia

Musim kemarau ini sudah mulai terlihat di 19 zona persen wilayah Indonesia sejak akhir Mei, mencakup sebagian Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, serta beberapa wilayah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi infoBMKG dan menghindari berita hoaks yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Informasi cuaca yang akurat dan perubahan cuaca dengan resolusi tinggi di setiap kecamatan bisa diperoleh melalui kanal ini. https://www.bmkg.go.id.

BMKG juga merekomendasikan penerapan operasi modifikasi cuaca untuk mengatasi hujan berlebih, serta pengisian waduk di daerah yang berpotensi kering selama musim kemarau. Upaya ini juga bertujuan mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) atau di lahan gambut sejak dini. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *