Microsoft Pangkas 15.000 Karyawan, Ambisi AI Meninggalkan Korban

CEO Microsoft, Satya Nadella. Foto: Beeschool.

MICROSOFT kembali memangkas ribuan karyawan di tengah ambisinya menjadi pemain utama dalam industri kecerdasan buatan (AI). Pada 9 Juli 2025, perusahaan asal Redmond itu resmi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 9.000 orang. Jumlah tersebut melengkapi total 15.000 karyawan yang dipecat sejak awal tahun.

Pemangkasan ini mencakup sekitar 4 persen dari total 228 ribu pekerja Microsoft di seluruh dunia. Dampak terbesarnya terasa di unit bisnis gim, termasuk Xbox dan sejumlah studio internal seperti Turn 10 (pengembang Forza Motorsport) dan ZeniMax Online Studios (pengembang Elder Scrolls Online).

Divisi Gim Dihentikan, Proyek Besar Dibatalkan

Lebih dari sekadar efisiensi, restrukturisasi ini mengindikasikan pergeseran strategi besar Microsoft. Rencana pengembangan ulang (reboot) gim Perfect Dark resmi dibatalkan, begitu pula proyek Everwild. Studio pengembangnya pun ditutup.

Baca juga: Selamat Datang di Dunia Kerja Tanpa Manajer

Di balik angka, muncul cerita tentang loyalitas yang terguncang. Seorang direktur Microsoft menulis di LinkedIn, “Saya senang bekerja di sini, tapi keputusan ini merusak loyalitas saya. Nilai-nilai perusahaan tidak tercermin dalam kebijakan makro yang diambil.”

AI Jadi Prioritas, Azure Melesat

CEO Microsoft, Satya Nadella, tidak menampik beban emosional dari kebijakan ini. Dalam memo internalnya, Kamis (24/7) ia menyebut PHK sebagai bagian dari dinamika industri teknologi yang “tidak memiliki nilai waralaba”.

“Kemajuan tidak selalu linear. Terkadang disonan. Tapi ini juga membuka peluang lebih besar untuk menciptakan dampak,” tulisnya.

Baca juga: Google dan Microsoft Beralih ke Energi Nuklir

Microsoft kini mengalihkan energinya ke sektor cloud dan AI. Bisnis Windows dan Office tetap kuat, namun pertumbuhan tercepat datang dari layanan komputasi awan Azure. Layanan ini semakin strategis karena dipakai OpenAI dan perusahaan lain dalam menjalankan model AI dengan GPU Nvidia.

Misi Baru

Nadella menutup pesannya dengan visi baru, menata ulang misi Microsoft untuk era AI. “Di masa depan, pemberdayaan bukan lagi tentang membuat alat untuk tugas tertentu, tapi membangun alat yang memungkinkan semua orang menciptakan alat mereka sendiri,” ujarnya.

Transformasi ini menandai babak baru Microsoft, namun juga membuka pertanyaan seberapa mahal harga yang harus dibayar untuk perubahan? ****

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *