Mikroplastik Menyusup Lewat Sarapan, Makan Siang, dan Makan Malam

Hidangan vegetarian dalam wadah plastik sekali pakai. Penelitian terbaru mengungkap, kemasan seperti ini berpotensi menjadi sumber mikroplastik dalam makanan, meski digunakan secara normal. Foto: Ilustrasi/ Julia M Cameron/ Pexels.

Plastik tak lagi sekadar masalah lingkungan. Kini mengintai langsung dari piring makan kita.

SEBUAH tinjauan ilmiah besar yang mengolah 103 studi global menemukan fakta mengejutkan, mikroplastik mengintai dari kemasan makanan yang kita anggap aman. Hasil riset ini dipublikasikan dalam NPJ Science of Food, dan memetakan bagaimana paparan mikro dan nanoplastik bisa terjadi hanya dengan membuka botol air plastik, memotong sayuran di atas talenan plastik, atau menyimpan makanan dalam kotak pizza berlapis plastik.

Tak hanya plastik murni, produk “hijau” seperti botol kaca dengan segel plastik pun menyumbang kontaminasi. “Kami menemukan bahwa kemasan makanan sebenarnya adalah sumber langsung dari mikro dan nanoplastik,” ujar Lisa Zimmermann dari Forum Kemasan Makanan, Swiss.

Plastik, Diam-diam Menyusup ke Tubuh

Mikroplastik bukan lagi sekadar pencemar laut. Fragmen plastik berukuran sangat kecil ini telah ditemukan dalam jaringan manusia, termasuk di dalam paru-paru, darah, bahkan plasenta. Yang lebih mengkhawatirkan, kita belum sepenuhnya memahami dampaknya terhadap kesehatan.

Baca juga: Studi Greenpeace-UI: Mikroplastik Mengancam Fungsi Otak

Namun studi tahun lalu mengaitkan keberadaan mikroplastik dalam plak arteri dengan peningkatan risiko kematian pada pasien stroke dan jantung. Penelitian ini menjadi alarm keras bagi masyarakat global.

Makin Dicuci, Makin Banyak Mikroplastik

Barang-barang plastik yang digunakan kembali, seperti mangkuk melamin atau wadah makanan, juga bukan solusi bebas risiko. Setiap kali dicuci atau dipanaskan, partikel mikroplastik yang terlepas justru bertambah.

Baca juga: Lahan Pertanian Simpan Mikroplastik 23 kali Lebih Banyak dari Laut

Makanan siap saji dalam wadah plastik sekali pakai. Meski praktis, kemasan seperti ini berpotensi melepas mikroplastik ke dalam makanan, terutama saat terkena panas. Foto: Ilustrasi/ Iara Melo/ Pexels.

Hal serupa ditemukan pada makanan olahan. Semakin panjang proses produksinya, semakin besar kemungkinan makanan tersebut terpapar peralatan plastik yang mengandung mikroplastik. “Lebih banyak langkah, lebih banyak kontaminasi,” tulis para peneliti.

Waktunya Tindakan Nyata

Peneliti menyerukan agar masyarakat, industri, dan pembuat kebijakan tak lagi menunggu hasil riset sempurna. Pembatasan penggunaan plastik dalam kemasan makanan harus menjadi prioritas.

Baca juga: “Buy Now”, Konspirasi Global Mengubah Hasrat Belanja Jadi Bencana Lingkungan

Bagi konsumen, langkah preventif seperti menghindari penggunaan plastik panas, memilih wadah kaca, serta meminimalkan konsumsi makanan olahan bisa menjadi cara awal untuk mengurangi risiko paparan mikroplastik.

“Pendekatan hati-hati lebih baik daripada menyesal di kemudian hari,” tulis tim peneliti dalam kesimpulan mereka. ***

Artikel ini hasil kolaborasi antara Mulamula.id dan SustainReview.id, untuk menghadirkan wawasan mendalam seputar isu keberlanjutan dan transformasi hijau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *