Negara-negara Penjaga Oksigen Bumi

Hutan hujan Amazon, Brazil, paru-paru dunia yang menyerap karbon dan memproduksi oksigen. Kekayaan biodiversitasnya menjadi rumah bagi jutaan spesies, sekaligus tantangan bagi kelestariannya. Mari kita jaga warisan alam ini. Foto: Jean Gc/ Pexels.

BUMI kita membutuhkan paru-paru untuk bernapas. Tapi, bukan paru-paru seperti pada manusia—melainkan hutan-hutan besar di berbagai belahan dunia.

Hutan ini disebut “paru-paru dunia” karena peran pentingnya dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen, serta menjaga keseimbangan ekosistem.

Jadi, negara mana saja yang mendapat julukan ini, dan mengapa?

1. Brasil: Rumah bagi Amazon

Brasil sering kali disebut sebagai penyandang julukan paru-paru dunia, berkat Hutan Hujan Amazon. Berdasarkan data WWF, Amazon menyimpan sekitar 90-140 miliar ton karbon, sehingga memiliki peran krusial dalam memerangi perubahan iklim.

Amazon juga menghasilkan 20% oksigen dunia, meskipun ada perdebatan soal persentase ini. Namun yang pasti, menurut penelitian Nature, Amazon menyerap hingga 2 miliar ton karbon dioksida per tahun, menjadikannya vital bagi keseimbangan iklim global.

Sayangnya, menurut lansiran Greenpeace, ancaman deforestasi di Brasil semakin meningkat. Pada 2023 saja, hutan Amazon kehilangan lebih dari 1 juta hektar hutan.

Ini bukan hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga terhadap populasi hewan dan masyarakat adat yang hidup di sana.

2. Republik Demokratik Kongo: Hutan Kongo yang Luar Biasa

Hutan Kongo di Afrika Tengah, yang sebagian besar terletak di Republik Demokratik Kongo, adalah paru-paru dunia lainnya.

Berdasarkan laporan Global Forest Watch, Hutan Kongo adalah hutan hujan tropis terbesar kedua di dunia setelah Amazon, meliputi sekitar 1,8 juta kilometer persegi.

Hutan ini menyerap 1,5 miliar ton karbon dioksida setiap tahun, menurut laporan World Resources Institute.

Baca juga: Polusi Udara Sebabkan 7 Juta Kematian Dini Setiap Tahun

Selain sebagai penyerap karbon, Hutan Kongo adalah rumah bagi beragam spesies unik, seperti gorila gunung dan bonobo.

Mengutip data dari UN Environment Programme, wilayah ini juga menjadi penyangga utama bagi jutaan penduduk Afrika Tengah yang bergantung pada hutan untuk bertahan hidup.

3. Indonesia: Hutan Tropis yang Kritis

Indonesia menyandang status sebagai salah satu paru-paru dunia berkat hutan tropis yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

Mengutip The Nature Conservancy, Indonesia memiliki lebih dari 90 juta hektar hutan tropis yang membantu menyerap karbon dalam jumlah besar.

Hutan gambut di Indonesia juga berfungsi sebagai penyimpan karbon terbesar di dunia, dengan kapasitas menyimpan lebih dari 55 miliar ton karbon, menurut Wetlands International.

Baca juga: Masa Depan Hijau: Peran Kita dalam Melawan Perubahan Iklim

Namun, seperti Amazon dan Kongo, Indonesia juga menghadapi deforestasi yang serius. Menurut data Forest Watch Indonesia, negara ini kehilangan sekitar 1 juta hektar hutan per tahun akibat pembukaan lahan untuk pertanian, terutama kelapa sawit.

Meski begitu, upaya restorasi hutan terus berjalan, salah satunya melalui program rehabilitasi mangrove yang jadi sorotan dalam pertemuan G20 di Bali.

Hutan di kawasan perairan Aranio, Kalimantan Selatan, Indonesia, merupakan ekosistem yang kaya akan keanekaragaman hayati. Foto: Rizky Nindra/ Pexels.
4. Rusia: Taiga Siberia yang Luas

Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa Rusia juga memiliki peran penting dalam menjaga “paru-paru dunia”.

Hutan Taiga, atau boreal, yang tersebar luas di Siberia, adalah salah satu kawasan hutan terbesar di dunia. Berdasarkan data dari World Bank, Taiga menyimpan sekitar 500 miliar ton karbon di dalam tanah dan vegetasi.

Hutan boreal ini menyumbang hampir 25% dari total hutan dunia, sehingga berperan besar dalam mitigasi perubahan iklim.

Baca juga: Gurun Sahara Menjadi Hijau Setelah Banjir Bersejarah

Namun, ancaman kebakaran hutan di Siberia menjadi perhatian utama. Dilansir dari The Guardian, kebakaran besar yang terjadi pada 2021 di kawasan Taiga melepaskan lebih dari 505 megaton karbon ke atmosfer, setara dengan emisi tahunan negara-negara seperti Italia atau Meksiko.

Mengapa Paru-paru Dunia Penting?

Keberadaan hutan-hutan ini tidak hanya penting bagi negara-negara yang memilikinya, tapi juga bagi seluruh dunia. Hutan-hutan ini:

  • Mengatur Iklim: Mereka menyerap karbon dioksida yang memicu pemanasan global dan membantu menstabilkan iklim.
  • Menghasilkan Oksigen: Sebagai bagian dari fotosintesis, pohon-pohon ini melepaskan oksigen ke atmosfer, yang kita butuhkan untuk bernapas.
  • Menjaga Keanekaragaman Hayati: Hutan-hutan ini menjadi rumah bagi ribuan spesies tumbuhan dan hewan, banyak di antaranya tidak ditemukan di tempat lain.
Menjaga Paru-paru Dunia, Menjaga Masa Depan

Mengutip pernyataan WWF, “Masa depan kita terletak pada kemampuan kita untuk menjaga hutan-hutan ini.”

Jika kita tidak bertindak segera, dampaknya akan dirasakan di seluruh dunia—mulai dari iklim yang semakin ekstrem, hingga hilangnya keanekaragaman hayati yang berharga.

Paru-paru dunia adalah aset yang harus dijaga bersama. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *