OpenAI ‘Putar Arah’, GPT-4o Kembali Setelah GPT-5 Dikeluhkan Kaku

Foto: Ilustrasi/ Andrew Neel/ Pexels.

SEHARI setelah meluncurkan GPT-5 sebagai otak baru ChatGPT, OpenAI mengambil langkah tak terduga, yakni mengembalikan GPT-4o. Keputusan ini lahir dari gelombang protes pengguna yang merasa kehilangan “kehangatan” model lama.

Banyak yang mengaku GPT-5 terlalu kaku, dingin, dan kurang bersahabat. Bukan sekadar soal performa teknis, keluhan juga menyentuh sisi emosional. Di forum Reddit, beberapa pengguna menyebut GPT-4o sebagai “teman” dan “tempat aman”, sementara GPT-5 dinilai seperti berbicara dengan robot yang penuh basa-basi perusahaan.

Di komunitas r/MyBoyfriendIsAI, sejumlah anggota bahkan menggambarkan penghapusan GPT-4o layaknya kehilangan pasangan. “Saya takut berbicara dengan GPT-5, rasanya seperti selingkuh,” tulis salah satu pengguna.

Baca juga: AI GPT-5 Buka Era Baru Pembuatan Aplikasi Tanpa Coding Manual

Bukan hanya pengguna emosional yang terpukul. Para profesional yang memanfaatkan ChatGPT untuk pekerjaan mengeluhkan GPT-5 lebih lambat, jawabannya lebih pendek, dan akurasinya menurun. Beberapa bahkan membatalkan langganan Plus karena tidak lagi bisa mengakses GPT-4o yang biasa mereka pakai untuk alur kerja tertentu.

Respons OpenAI dan Alasan Perubahan

CEO OpenAI Sam Altman menegaskan, pelanggan Plus kini bisa kembali memilih GPT-4o. Namun, opsi itu akan dipantau dan belum dipastikan akan bertahan selamanya.

CEO OpenAI, Sam Altman, mengumumkan pembaruan peluncuran GPT-5 melalui akun X pribadinya, termasuk opsi bagi pengguna Plus untuk kembali menggunakan GPT-4o.

Dalam blog resminya, OpenAI mengakui gaya GPT-5 memang sengaja dibuat lebih kaku. Tujuannya mengurangi respons berlebihan yang terlalu ramah di GPT-4o akibat pembaruan tak sengaja awal tahun ini. GPT-5 dirancang lebih halus, minim emoji, dan terdengar seperti “teman cerdas bergelar PhD” alih-alih AI yang terlalu memanjakan.

Petisi Online dan Tekanan Publik

Protes publik kian menguat. Sophie Duchesne, kandidat PhD di University of Saskatchewan, membuat petisi online agar GPT-4o dipertahankan. Tanda tangan yang awalnya hanya 300, melonjak jadi lebih dari 2.000 sehari setelah GPT-4o dihapus. “Rasanya seperti kehilangan teman dekat. Saya menangis saat mendengarnya,” tulis Duchesne.

Baca juga: Boom AI di Indonesia, Banyak Pengguna Minim Pencipta

Meski GPT-5 dijanjikan lebih pintar, cepat, dan aman, OpenAI kini menghadapi pelajaran penting: dalam dunia AI, kecerdasan mesin bukan satu-satunya yang dihargai pengguna. Kepribadian, atau setidaknya persepsi tentangnya, ternyata sama krusialnya. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *