KETIKA berbicara tentang kuliner khas Italia, khususnya dari Roma, sulit untuk tidak menyebut Pasta alla Carbonara.
Hidangan sederhana ini tidak hanya mencerminkan warisan kuliner Kota Roma, tetapi juga telah menembus batas-batas budaya dan menjadi favorit di seluruh dunia.
Di tengah kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, tak ada salahnya untuk menilik lebih dalam hidangan yang sering disajikan di meja-meja makan Italia, namun kini juga menjadi bagian dari menu internasional.
Sejarah dan Asal-usul
Pasta alla Carbonara, yang pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-20, memiliki asal-usul yang cukup pro kontra.
Ada yang mengatakan hidangan ini tercipta di kalangan para pekerja tambang (carbonai) di daerah pegunungan Apennine di Italia tengah. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa Carbonara baru menjadi populer setelah Perang Dunia II. Ketika tentara Amerika yang ditempatkan di Italia mengombinasikan jatah bacon mereka dengan bahan-bahan lokal.
Meskipun asal-usulnya mungkin kabur, satu hal yang pasti: Carbonara adalah simbol kelezatan hasil proses dari kesederhanaan.
Dengan bahan-bahan dasar seperti pasta, telur, keju Pecorino Romano, daging (menyesuaikan), dan lada hitam, Carbonara berhasil memukau lidah banyak orang tanpa memerlukan teknik memasak yang rumit.
Resep dan Teknik Penyajian
Meskipun tampak sederhana, ada beberapa trik yang harus jadi perhatian untuk menghasilkan Carbonara yang sempurna.
Daging yang lebih berlemak adalah bahan kunci yang memberikan rasa khas pada Carbonara. Namun, jika tidak suka, jensi daging sesuai selera bisa menjadi pengganti yang cukup baik.
Pasta yang umum digunakan adalah spaghetti, meskipun fettuccine, rigatoni, atau bucatini juga sering jadi pilihan.
Baca juga: Tagliatelle, Kelezatan Pasta Klasik Italia
Rahasia Carbonara yang baik terletak pada keseimbangan antara kocokan telur dan keju hingga menjadi saus kental namun tetap creamy, yang melapisi pasta secara sempurna.
Penting juga untuk memperhatikan suhu agar telur tidak menggumpal dan berubah menjadi orak-arik.
Dari Roma ke Dunia
Carbonara telah menjadi salah satu hidangan pasta yang paling populer dan mudah ditemukan di berbagai restoran Italia seluruh dunia.
Kehadirannya tidak hanya di restoran mewah, tetapi juga di berbagai kedai makan dan dapur rumahan, menunjukkan betapa merakyatnya hidangan ini.
Baca juga: Suku Bangsa di Dunia yang Suka Makan Mie
Di berbagai belahan dunia, Carbonara juga telah bermetamorfosis dalam berbagai versi, meskipun beberapa puritan mungkin berpendapat bahwa penggunaan krim, bawang putih, atau bahan lainnya adalah “penistaan” terhadap resep asli.
Namun demikian, adaptasi ini membuktikan daya tarik global Carbonara dan bagaimana ia telah diinterpretasikan ulang untuk memenuhi selera lokal tanpa kehilangan esensinya.
Mengapa Carbonara?
Dalam konteks kuliner global, Carbonara adalah contoh sempurna dari bagaimana makanan bisa menjadi jembatan budaya.
Hidangan ini mencerminkan keindahan dalam kesederhanaan dan pentingnya teknik dalam memasak. Bagi masyarakat Roma, Carbonara adalah bagian dari identitas mereka yang bangga. Sementara bagi dunia, ia adalah simbol dari kelezatan Italia yang tidak pernah gagal memanjakan lidah.
Baca juga: Mie Ayam vs Spaghetti: Sama tapi Beda
Ketika Paus Fransiskus mengadakan misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, mungkin inilah saat yang tepat untuk mengenang sejenak salah satu hidangan paling ikonik dari kampung halamannya.
Pasta alla Carbonara bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang tradisi, sejarah, dan bagaimana sesuatu yang sederhana dapat memiliki dampak yang begitu luas di seluruh dunia. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.