Apa Rahasia Umur Panjang Para Pemimpin Dunia?

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, yang kini berusia 100 tahun, ikut bersepeda tandem dalam acara publik. Aktivitas fisik dan gaya hidup aktif diyakini menjadi salah satu faktor umur panjang para pemimpin dunia. Foto: Instagram/ @chedetofficial.
Pemimpin Seabad (Bagian 5)
🟨 Pengantar Redaksi

Selama empat hari terakhir, kita telah menyimak kisah 4 tokoh dunia yang hidup hingga usia seabad lebih. Dari Mahathir Mohamad hingga Yasuhiro Nakasone. Mereka datang dari latar berbeda, ideologi berbeda, dan cara memimpin yang berbeda. Tapi semuanya punya satu kesamaan, umur panjang. Hari ini, mulamula.id mengakhiri seri “Pemimpin Seabad” dengan pertanyaan besar, apa sebenarnya rahasia umur panjang mereka? ***

Genetika dan Status Sosial, Fondasi Awal

RISET ilmiah menyebut bahwa faktor genetika menyumbang sekitar 20–30 persen dalam menentukan usia harapan hidup seseorang. Sisanya, sebagaimana publikasi Harvard Medical School pada 2023, dipengaruhi oleh lingkungan, gaya hidup, dan akses terhadap layanan kesehatan.

Pemimpin negara biasanya berasal dari kalangan elite atau setidaknya hidup dalam kondisi jauh dari kemiskinan. Mereka punya akses terhadap perawatan medis terbaik, pola makan teratur, dan lingkungan kerja yang meski stres tinggi, namun juga penuh dukungan profesional.

Menurut laporan Journal of the American Geriatrics Society pada 2021, orang dengan status sosial dan ekonomi tinggi cenderung hidup lebih lama, sebagian besar karena akses lebih baik terhadap gizi, penanganan dini penyakit, dan lingkungan hidup yang lebih stabil.

Tetap Aktif Secara Mental dan Sosial

Hampir semua pemimpin yang hidup seabad dalam seri ini tetap aktif berpikir, menulis, atau berbicara di usia tua mereka. Aktivitas intelektual dan sosial terbukti memperlambat penurunan fungsi kognitif, menurut riset National Institute on Aging pada 2020.

Murayama 101 tahun, negarawan Jepang yang berani meminta maaf.

Mahathir Mohamad, misalnya, menulis opini, memberi ceramah, dan terlibat dalam debat publik bahkan setelah usia 95. Tomiichi Murayama memberikan pernyataan resmi tentang perdamaian saat ulang tahunnya yang ke-100. Yasuhiro Nakasone rutin menulis refleksi politik hingga usia 90-an.

Kegiatan sosial dan kognitif seperti ini menjaga otak tetap aktif dan merangsang hormon kebahagiaan, yang berkaitan erat dengan kesehatan secara umum.

Pola Makan, Disiplin, dan Tradisi Timur

Banyak pemimpin dalam daftar ini berasal dari Asia Timur, terutama Jepang, negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia. Rahasia mereka antara lain pola makan rendah lemak, konsumsi ikan, banyak sayuran, serta disiplin hidup.

Yasuhiro Nakasone dalam sebuah acara penghargaan di masa tuanya. Mantan Perdana Menteri Jepang ini wafat pada 2019 dalam usia 101 tahun. Foto: Kyodo.

Di luar daftar ini, Pangeran Naruhiko Higashikuni dikenal hidup sederhana setelah masa pemerintahannya. Murayama menjalani gaya hidup yang hampir asketik. Disiplin pribadi mereka, tidak hanya dalam karier, tapi juga dalam keseharian, mencerminkan tradisi Jepang tentang ikigai (alasan hidup) dan shikata ga nai (menerima dengan lapang dada).

Stres Politik Tidak Membunuh, Jika Dikelola

Bertolak belakang dari anggapan umum, beberapa studi justru menemukan bahwa politik tidak selalu memperpendek usia. Dalam studi oleh UCLA pada 2019, ditemukan bahwa pejabat publik di AS dan Eropa memiliki angka harapan hidup rata-rata lebih tinggi dibanding kelompok profesi lain.

Alasannya bukan karena kekuasaan itu menyehatkan, melainkan karena mereka yang bertahan lama di politik adalah orang yang secara alami punya ketahanan fisik dan mental tinggi, serta mampu mengelola tekanan.

Makna, Tujuan, dan Rasa Masih Dibutuhkan

Terakhir, umur panjang juga sering dikaitkan dengan rasa memiliki tujuan hidup. Dalam buku The Blue Zones oleh Dan Buettner, ditemukan bahwa salah satu faktor utama orang berusia 100 tahun lebih adalah rasa bahwa mereka masih dibutuhkan oleh komunitasnya.

Guillermo RodrĂ­guez Lara, mantan Presiden Ekuador, difoto di usia lanjutnya. Ia wafat pada hari ulang tahunnya yang ke-101, 4 November 2024. Foto: X

Pemimpin-pemimpin dunia seperti Mahathir atau Nakasone tak pernah benar-benar “pensiun dari berpikir.” Mereka terus merasa relevan dan punya kontribusi. Bagi mereka, umur panjang bukan hanya karunia, tapi juga misi yang belum selesai.

Kuasa Bisa Padam, tapi Jejaknya Panjang

Umur panjang tidak bisa dirancang sepenuhnya, tapi bisa dipelihara. Para pemimpin dunia yang mencapai usia seabad menunjukkan bahwa kombinasi antara genetika, akses kesehatan, ketahanan psikologis, dan tujuan hidup adalah kunci dari vitalitas jangka panjang.

Dan pada akhirnya, bukan hanya panjangnya umur yang membuat mereka dikenang—tapi apa yang mereka lakukan dengan waktu panjang itu. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Dukung Jurnalisme Kami: https://saweria.co/PTMULAMULAMEDIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *