Poop Cruise, Ketika Liburan Mewah Berubah Jadi Mimpi Buruk di Tengah Laut

Kapal pesiar Carnival Triumph sebelum insiden “Poop Cruise” 2013. Kebakaran mesin membuat kapal kehilangan daya dan sistem sanitasi lumpuh selama lima hari.
Foto: Roger Wollstadt/ Wikipedia.

APA jadinya jika liburan di kapal pesiar mewah berubah jadi neraka terapung? Inilah yang terjadi dalam kisah nyata Poop Cruise, dokumenter terbaru Netflix yang mengangkat insiden tragis nan absurd di atas kapal Carnival Triumph pada 2013.

Empat ribu lebih penumpang dan kru terjebak selama lima hari di tengah laut. Bukan karena badai atau bajak laut, melainkan karena toilet yang tidak bisa digunakan, bau busuk yang menyengat, makanan basi, dan kekacauan sosial di dalam kapal. Semua terjadi setelah kebakaran di ruang mesin membuat sistem kelistrikan lumpuh total.

Tinja di Lorong dan Tenda di Dek

Setelah mesin kapal mati, sistem air bersih dan sanitasi pun ikut berhenti. Toilet meluap. Air kotor menggenang. Lorong kapal berubah jadi selokan. Penumpang terpaksa menggunakan kantong plastik berlabel biohazard untuk buang air besar.

Baca juga: ‘Air Cocaine’, Bagaimana Dua Pilot Prancis Lolos dari Jerat Hukum Internasional

Sebagian bahkan tidur di lorong atau mendirikan “tenda darurat” di dek terbuka karena kamar mereka penuh kotoran. Netflix menyebutnya “lasagna tinja”, lapisan-lapisan kotoran yang menumpuk di kamar mandi.

Dari Sandwich Basi hingga Bar Gratis

Dokumenter berdurasi satu jam lebih ini menggambarkan betapa cepatnya suasana liburan bisa berubah jadi survival. Makanan terbatas. Antrean panjang hanya untuk mendapat sandwich basi. Saat kru membuka bar gratis untuk menenangkan penumpang, suasana malah makin ricuh.

Cuplikan trailer resmi dokumenter Trainwreck: Poop Cruise di Netflix, mengungkap kekacauan saat 4.000 penumpang terjebak di laut tanpa listrik dan toilet setelah kebakaran mesin kapal Carnival Triumph pada 2013. Video: Youtube/ @Netflix.

Saling teriak, konflik kecil, hingga kondisi mental yang mulai terganggu pun bermunculan. Sebagian penumpang menyamakan pengalaman itu dengan berada dalam film Lord of the Flies, chaos dan kehilangan norma sosial.

Kisah Tragis yang Jadi Hiburan Satir

Poop Cruise bukan hanya menyoroti penderitaan penumpang. Dokumenter ini juga menguliti bagaimana perusahaan pelayaran besar seperti Carnival Cruises merespons krisis. Banyak gugatan hukum yang diajukan. Namun, sebagian besar gugur karena syarat-syarat tiket yang membatasi tanggung jawab perusahaan.

Baca juga: Perampok Berkelit Jadi Pencuri: Pelajaran Hukum dari The Diamond Heist

Carnival sendiri akhirnya memberi kompensasi berupa refund penuh, US$500 per orang, dan voucher perjalanan gratis. Kapal tersebut kemudian dirombak total dan berganti nama menjadi Carnival Sunrise.

Pemandangan dek utama Carnival Triumph saat darurat, ketika penumpang mendirikan tenda-tenda dari seprai untuk berlindung akibat AC dan sistem kamar tidak berfungsi. Cuplikan ini diambil dari dokumenter Trainwreck: Poop Cruise di Netflix.
Renungan dari Kapal Mewah yang Gagal Total

Dokumenter ini menempati peringkat dua film paling banyak ditonton di Netflix global. Film ini memantik diskusi serius soal kenyamanan palsu, manajemen krisis, dan rapuhnya sistem saat teknologi gagal.

Lebih dari sekadar tontonan ekstrem, Poop Cruise adalah pengingat bahwa kenyamanan bisa jadi ilusi, terutama ketika semuanya bergantung pada mesin dan sistem yang tak siap menghadapi darurat. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Dukung Jurnalisme Kami: https://saweria.co/PTMULAMULAMEDIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *