
JAKARTA, mulamula.id – Rumah pribadi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Bintaro, Tangerang Selatan, menjadi sasaran penjarahan pada Minggu (31/8) dini hari. Ratusan orang menyerbu, merusak, dan membawa kabur berbagai barang, mulai dari elektronik hingga karya seni pribadi.
Salah satu yang hilang adalah lukisan bunga hasil karya Sri Mulyani sendiri, dibuat 17 tahun lalu. Melalui akun Instagram pribadinya, ia membagikan foto seorang pria berjaket merah membawa lukisan tersebut keluar rumah.
Baca juga: Sri Mulyani Bicara Usai Rumah Dijarah: Demokrasi Harus Berjalan Tanpa Anarki
“Lukisan bunga itu telah raib, seperti lenyapnya rasa aman, rasa kepastian hukum, dan rasa perikemanusiaan yang adil dan beradab di Indonesia,” tulisnya.
Lebih dari Sekadar Lukisan
Sri Mulyani menegaskan, kehilangan lukisan bukanlah kerugian terbesar. Benda itu memang sangat personal, penuh kontemplasi, dan menyimpan kenangan keluarga. Namun, yang paling pedih adalah nyawa manusia yang hilang akibat tragedi anarkis tersebut.

Ia menyebut nama-nama korban jiwa, Affan Kurniawan, Muhammad Akbar Basri, Sarinawati, Syaiful Akbar, Rheza Sendy Pratama, Rusdamdiansyah, hingga Sumari. “Korban manusia tak tergantikan. Inilah tragedi kelam Indonesia,” ujarnya.
Simbol Rasa Aman yang Runtuh
Peristiwa ini menjadi cermin serius rapuhnya rasa aman warga negara. Jika rumah seorang pejabat tinggi negara pun tak lepas dari amukan massa, bagaimana dengan rumah warga biasa? Sri Mulyani menilai, hilangnya barang pribadi hanya menjadi simbol dari pudarnya keadilan dan kepastian hukum.
Insiden ini juga menambah daftar panjang kerusuhan sosial yang terjadi belakangan. Tuntutan untuk penegakan hukum yang tegas dan perlindungan terhadap warga kini semakin mendesak. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.