Teknologi Dunia Menuntut Listrik Hijau dari Indonesia

Penggunaan listrik hijau dalam industri adalah langkah strategis yang dapat membawa Indonesia ke depan dalam persaingan global. Foto: Ilustrasi/ Alexey Komissarov/ Pexels.

DALAM menghadapi krisis iklim global, Indonesia bergerak menuju perubahan yang signifikan dalam sektor energi. Salah satu langkah penting adalah pengadopsian listrik hijau dalam industri.

Listrik hijau, yang dihasilkan dari sumber energi baru terbarukan (EBT), kini menjadi bintang utama dalam diskusi keberlanjutan di berbagai sektor, termasuk teknologi dan manufaktur.

Mengapa Listrik Hijau Penting?

Penggunaan energi bersih bukan hanya tentang lingkungan; ini juga tentang kompetisi di pasar global. Produk yang dihasilkan menggunakan energi hijau memiliki daya tarik tersendiri di pasar internasional.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi menjelaskan, “Banyak industri baru yang menginginkan listriknya hijau. Ini bukan hanya soal citra, tetapi juga leverage yang tinggi di pasar internasional.”

Baca juga: Masa Depan Hijau: Peran Kita dalam Melawan Perubahan Iklim

Industri dan Teknologi Mendorong Perubahan

Raksasa teknologi seperti Amazon dan Google, serta pabrik di kawasan industri seperti Cilegon, Karawang, dan Jababeka, menuntut pasokan energi yang lebih hijau. Ini bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan.

“Server-server di Indonesia sekarang dituntut untuk disuplai listrik hijau,” kata Eniya. Dorongan ini tidak hanya membantu lingkungan tetapi juga meningkatkan reputasi perusahaan di mata konsumen global yang semakin peduli terhadap jejak karbon.

Tantangan Regulasi: Jembatan Menuju Kemajuan

Namun, perjalanan menuju transformasi energi tidaklah mulus. Salah satu tantangan terbesar adalah regulasi terkait sewa jaringan.

Baca juga: Ekonomi Hijau, Jalan Indonesia Menuju Visi Emas 2045

Meski sewa jaringan telah diatur dalam Undang-undang Ketenagalistrikan, Rancangan Undang-undang (RUU) Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) yang belum disahkan masih menjadi hambatan.

Eniya menambahkan bahwa ketentuan ini sebenarnya bisa memperkuat posisi PLN sebagai penyedia utama jaringan listrik dengan mendapatkan keuntungan dari sewa tersebut.

Peluang untuk Indonesia

Memanfaatkan peluang dalam sektor energi terbarukan dapat mengubah lanskap industri Indonesia. Dengan menempatkan diri sebagai pemimpin dalam penggunaan listrik hijau, Indonesia tidak hanya meningkatkan posisinya dalam persaingan global. Tetapi, juga mendukung agenda keberlanjutan yang sangat penting di abad ke-21. Ini adalah momen untuk bergerak dari kata-kata menjadi tindakan nyata dalam transformasi energi.

Bukan Sekadar Pilihan

Dorongan untuk listrik hijau bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan strategis yang mendesak. Dengan mengatasi tantangan regulasi dan meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pionir dalam energi berkelanjutan.

Ini adalah langkah berani menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, sejalan dengan komitmen global untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca juga: Inovasi Teknologi untuk Masa Depan Berkelanjutan

Penggunaan listrik hijau dalam industri adalah langkah strategis yang dapat membawa Indonesia ke depan dalam persaingan global.

Dengan mengatasi tantangan regulasi dan meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, Indonesia dapat memimpin dalam energi berkelanjutan.

Mari bergerak bersama menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *