
INDUSTRI hiburan Hollywood tengah dihebohkan oleh kemunculan Tilly Norwood, aktris pertama yang sepenuhnya diciptakan oleh kecerdasan buatan (AI). Sosok ini lahir dari kreasi Particle6, studio milik produser Eline Van der Velden, melalui divisi AI-talent Xicoia.
Tilly bukanlah sekadar wajah digital. Ia memiliki kepribadian, karakter, dan mampu berinteraksi di media sosial berkat dukungan mesin DeepFame. Ilusi yang tercipta membuat publik seakan berhadapan dengan aktris sungguhan.
“Kami ingin Tilly menjadi Scarlett Johansson atau Natalie Portman berikutnya. AI membuka peluang kreatif tanpa batas anggaran,” ujar Van der Velden.
Dari Diragukan Jadi Rebutan
Ketika diluncurkan awal tahun ini, banyak pihak meragukan masa depan Tilly. Namun respons industri berubah drastis hanya dalam beberapa bulan.
“Pada Februari, banyak yang mengatakan ini tak mungkin. Mei, mereka justru meminta kami bertemu. Sekarang, kami siap mengumumkan agensi yang akan mewakilinya,” kata Van der Velden kepada Deadline.
Baca juga: Albania Tunjuk AI Jadi Menteri untuk Awasi Tender Publik
Tilly debut pada Juli 2025 lewat sketsa komedi berjudul AI Commissioner. Kehadirannya menandai titik balik. Teknologi bukan lagi sekadar efek visual, tetapi menjadi entitas yang siap bersaing di panggung hiburan dunia.
Serikat Aktor Hollywood Angkat Suara
Terobosan ini memicu kecemasan di kalangan pekerja seni. Serikat aktor terbesar di AS, SAG-AFTRA, mengecam keras penggunaan aktris sintetis yang berpotensi menggantikan peran manusia.
“Tilly Norwood bukan aktor. Ia adalah karakter yang dihasilkan program komputer, dilatih dari karya para penampil profesional tanpa izin maupun kompensasi,” tegas pernyataan resmi SAG-AFTRA.

Foto: Instagram/tillynorwood.
Bagi serikat aktor, kehadiran Tilly mengancam keberlangsungan karier ribuan aktor manusia dan berpotensi memicu praktik eksploitatif atas karya mereka.
Kreator Membela, “Ini Kuas Baru”
Van der Velden membantah anggapan bahwa AI akan menyingkirkan aktor sungguhan. Ia menyebut Tilly sebagai medium seni baru.
“Saya melihat AI bukan pengganti manusia, tetapi sebuah kuas baru yang memperluas imajinasi,” ujarnya. Ia membandingkan AI dengan animasi atau CGI yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari industri film.
Peluang dan Kekhawatiran di Masa Depan
Tilly Norwood mencerminkan arah baru industri hiburan. Aktor virtual yang bisa bekerja tanpa batas waktu, menyesuaikan diri dengan berbagai peran, dan memangkas biaya produksi.
Namun kemudahan ini juga menimbulkan pertanyaan besar. Sejauh mana peran manusia akan tetap relevan di panggung seni yang kini diwarnai teknologi?
Baca juga: Menteri AI Albania, Diella, Sampaikan Pidato Perdana di Parlemen
Fenomena ini mengikuti jejak dunia musik. Pada Agustus 2025, label Higgsfield Records meluncurkan penyanyi virtual Kion dengan kontrak jutaan dolar, membuktikan tren hiburan berbasis AI kian nyata.
Apakah Tilly akan berhasil menembus layar lebar dan diterima publik seperti aktris manusia masih menjadi tanda tanya. Namun satu hal pasti, kemunculannya membuka babak baru perdebatan tentang batas kreativitas, teknologi, dan kemanusiaan dalam dunia hiburan. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.