Trump di Ambang Kembali ke Gedung Putih, Apa Artinya bagi Dunia?

Donald Trump. Foto: Wikipedia.

Mulamula.id – Donald Trump, capres Partai Republik, mendeklarasikan kemenangan setelah meraih mayoritas suara elektoral dan populer vote pada Pilpres Amerika Serikat 2024. Pidato kemenangannya disampaikan di hadapan para pendukung yang antusias, sementara perhatian internasional terus tertuju pada perkembangan ini.

Hasil suara menunjukkan Trump unggul dengan 267 suara elektoral, mendekati ambang 270 suara yang diperlukan untuk memenangi Pilpres AS. Di sisi lain, capres Partai Demokrat, Kamala Harris, memperoleh 214 suara elektoral.

Selain mendominasi suara elektoral, Trump juga memimpin dalam suara populer dengan 51,2%, dibandingkan Kamala yang meraih 47,4%.

Dalam pidatonya, Trump menekankan bahwa kemenangan ini adalah hasil perjuangan menghadapi berbagai tantangan. “Kita telah membuat sejarah karena suatu alasan malam ini,” ujar Trump, yang mengklaim ini sebagai “kemenangan politik yang belum pernah disaksikan negara kita.”

Sistem Pemilu AS, Antara Popularitas dan Electoral College

Di Amerika, presiden dipilih melalui sistem Electoral College, bukan suara langsung rakyat. Sebanyak 538 suara elektoral dibagi di setiap negara bagian berdasarkan jumlah perwakilan di Kongres AS. Kandidat yang memenangkan mayoritas suara di suatu negara bagian akan meraih seluruh suara elektoral di sana.

Kandidat yang mencapai 270 suara elektoral berhak memimpin di Gedung Putih. Tahapan konfirmasi pemilu akan berlangsung hingga Kongres AS melakukan penghitungan final pada 6 Januari 2025, sementara pelantikan presiden baru akan diadakan pada 20 Januari 2025.

Apresiasi dan Harapan Dunia

Sejumlah pemimpin dunia merespons kemenangan Trump dengan memberikan ucapan selamat dan menyatakan harapan untuk kolaborasi lebih lanjut. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambutnya sebagai “awal baru” dalam hubungan AS-Israel yang telah lama terjalin.

Netanyahu, dalam pernyataan resminya, menyebut kemenangan ini sebagai momen bersejarah yang memperkuat aliansi kedua negara di tengah konflik regional yang menantang.

China juga menyampaikan pesan positif, menegaskan komitmen terhadap “hidup berdampingan secara damai” dengan AS. Juru bicara kementerian luar negeri China menegaskan bahwa negara tersebut menghormati pilihan rakyat AS, sambil menekankan prinsip-prinsip saling menghormati dalam hubungan bilateral yang lebih stabil.

Di Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan Trump dengan “rasa hormat dan ambisi,” seraya mengakui hubungan historis antara kedua negara. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut kemenangan Trump dengan harapan bahwa prinsip “perdamaian melalui kekuatan” akan mempercepat tercapainya perdamaian adil di Ukraina.

Kemenangan Trump kali ini mengundang perhatian global dan berbagai respons yang menunjukkan bagaimana perubahan kepemimpinan AS berpotensi mempengaruhi dinamika geopolitik dan hubungan internasional.

Dalam beberapa bulan ke depan, dunia akan menyaksikan bagaimana Trump, jika resmi dilantik, membawa Amerika kembali ke jalur kebijakan yang bisa merombak tatanan global. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *