Aksara: Bacalah, Sebelum Otakmu Dicetak Algoritma

Membaca adalah cahaya yang menembus gelapnya algoritma. Foto: Ist.

SETIAP hari, tanpa sadar kita menyerahkan pikiran ke algoritma. Apa yang kita lihat di TikTok, Reels, atau X, bukanlah cermin realitas, tapi hasil kurasi mesin yang tahu apa yang kita suka. Lama-lama, pola pikir pun dicetak sesuai jejak klik dan scroll.

Data UNESCO Institute for Statistics menunjukkan bahwa tingkat literasi membaca Indonesia masih jauh tertinggal dibanding banyak negara lain. Sementara laporan PISA 2022 dari OECD menegaskan, kemampuan literasi siswa Indonesia masih di bawah rata-rata global. Jika membaca saja malas, wajar bila algoritma dengan mudah mengambil alih peran buku sebagai “guru” utama.

Echo Chamber, Dunia Semu yang Batasi Pikiran

Penelitian internasional, A Survey on Echo Chambers on Social Media (Alatawi dkk., 2021), mengungkap bagaimana algoritma rekomendasi memperkuat echo chamber, ruang gema yang hanya menampilkan informasi sesuai keyakinan pengguna. Alih-alih membuka cakrawala, media sosial malah mempersempit pandangan.

Baca juga: Aksara: Kalau Mau Pintar, Tutup TikTok-mu dan Buka Buku!

Temuan serupa datang dari Jurnal Lemhannas RI (2023) yang menyoroti bahaya algoritma terhadap ketahanan bangsa. Menurut mereka, polarisasi sosial yang kian tajam di Indonesia tak lepas dari algoritma media sosial yang membentuk gelembung informasi. Tanpa daya kritis, publik dengan mudah terseret arus disinformasi dan hoaks.

Membaca, Vaksin Melawan Algoritma

Di sisi lain, riset psikologi kognitif dari National University menunjukkan bahwa membaca rutin memperkuat daya ingat, konsentrasi, sekaligus mengurangi stres. Ilmuwan otak Stanislas Dehaene menambahkan, proses membaca membangun jaringan saraf kompleks yang membuat manusia mampu berpikir kritis dan reflektif.

Desain Grafis: Daffa Attarikh/ MulaMula.

Membaca adalah latihan otak paling dasar sekaligus paling penting. Tanpa membaca, otak hanya menjadi wadah kosong yang mudah dicetak oleh algoritma. Dengan membaca, kita punya filter, memilah mana fakta, mana manipulasi.

Saatnya Kembali Membaca

Bangsa yang malas membaca akan menyerahkan masa depannya pada algoritma. Tapi bangsa yang rajin membaca akan menulis nasibnya sendiri.

Baca juga: Aksara: Bangsa yang Malas Membaca, Mudah Ditipu

Karena itu, bacalah. Sebelum terlambat. Sebelum otakmu benar-benar dicetak algoritma. ***


Catatan Redaksi
  • Aksara adalah rubrik khusus Mulamula yang hadir setiap akhir pekan untuk ‘memprovokasi’ publik agar kembali ke khitah ilmu: membaca. Lewat tulisan reflektif, satir, hingga inspiratif, Aksara mengingatkan kita semua bahwa peradaban besar hanya lahir dari tradisi membaca, bukan sekadar budaya scroll.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Dukung Jurnalisme Kami: https://saweria.co/PTMULAMULAMEDIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *