Sadap Palestina, Microsoft Putus Layanan Militer Israel

Microsoft memutus layanan cloud Azure untuk militer Israel setelah terungkap dugaan penyalahgunaan teknologi untuk penyadapan massal warga Palestina. Foto: Ilustrasi/ Angel Bena/ Pexels.

JAKARTA, mulamula.idMicrosoft menghentikan sejumlah layanan komputasi awan Azure yang digunakan militer Israel. Keputusan itu diambil setelah penyelidikan internal menemukan bukti bahwa teknologi mereka dipakai untuk menyimpan data hasil penyadapan massal terhadap warga sipil Palestina.

“Kami tidak menyediakan teknologi untuk memfasilitasi pengawasan massal terhadap warga sipil,” kata Vice Chair & President Microsoft, Brad Smith, dikutip dari laman resmi perusahaan, Kamis (25/9).

Langkah ini dipicu laporan investigatif The Guardian yang mengungkap keterlibatan Unit 8200, badan intelijen militer Israel, dalam memanfaatkan layanan Azure untuk mengumpulkan dan menganalisis rekaman panggilan telepon seluler warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza.

Temuan Investigasi

Investigasi Microsoft mengonfirmasi sebagian laporan tersebut. Perusahaan menemukan pola konsumsi kapasitas penyimpanan Azure di Belanda dan penggunaan layanan kecerdasan buatan (AI) oleh Kementerian Pertahanan Israel (IMOD).

Baca juga: Zuckerberg Ungkap Cara Badan Intelijen Bobol Keamanan WhatsApp

Meski Microsoft menegaskan tidak pernah mengakses konten pelanggan, penggunaan itu dinilai melanggar ketentuan yang melarang pemanfaatan teknologi untuk pengawasan massal warga sipil.

“Kami telah memberi tahu IMOD tentang keputusan untuk menghentikan dan menonaktifkan sejumlah layanan, termasuk penyimpanan cloud dan layanan AI,” ujar Smith.

Privasi Sebagai Prinsip

Smith menyampaikan apresiasi kepada tim investigasi The Guardian yang membuka praktik ini. “Laporannya membantu kami menemukan informasi yang tidak dapat kami akses karena komitmen terhadap privasi pelanggan,” katanya.

Baca juga: Kejagung Gandeng Operator Telekomunikasi, Intelijen Hukum Masuki Babak Baru

Ia menegaskan, privasi adalah hak fundamental dan menjadi dasar etika dalam setiap keputusan bisnis Microsoft. Perusahaan juga memastikan keputusan ini tidak memengaruhi kerja sama lain dengan Israel maupun negara-negara Timur Tengah, khususnya di bidang keamanan siber.

Keputusan Microsoft memutus layanan cloud untuk militer Israel menegaskan pentingnya tata kelola & etika teknologi dalam ESG. Desain Grafis: Daffa Attarikh/ MulaMula.
Tekanan Karyawan dan Investor

Menurut laporan The Guardian, keputusan Microsoft diambil di tengah meningkatnya tekanan dari karyawan dan investor yang menyoroti keterlibatan perusahaan dalam operasi militer Israel di Gaza.

Baca juga: Cara Mudah Mengetahui HP Anda Sedang Disadap

Unit 8200 diketahui memanfaatkan kapasitas penyimpanan dan komputasi Azure untuk membangun sistem intelijen yang mampu merekam, memutar ulang, dan menganalisis jutaan percakapan telepon warga Palestina. Skala operasi itu bahkan melahirkan semboyan di internal Unit 8200: “Sejuta panggilan per jam.”

Latar Konflik

Israel melancarkan agresi militer ke Palestina sejak Oktober 2023. Serangan itu telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina, merusak ratusan ribu rumah dan fasilitas sipil, serta memaksa jutaan orang mengungsi.

Keputusan Microsoft ini menambah sorotan global terhadap penggunaan teknologi oleh pihak-pihak yang terlibat konflik, sekaligus menegaskan pentingnya etika dan privasi dalam industri teknologi. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *