
BANDA ACEH, mulamula.id – Hujan tanpa jeda selama sepekan membuat Aceh memasuki salah satu episode banjir terburuk tahun ini. Sembilan kabupaten kini menetapkan status darurat. Ribuan warga terdampak, puluhan ribu lainnya memilih bertahan di rumah sambil menunggu air surut.
Banjir meluas cepat. Debit sungai naik, tanggul kewalahan, dan sebagian wilayah tergenang hingga 80 cm. Aktivitas warga terhenti. Fasilitas umum ikut karam. Sawah dan ladang yang baru ditanami ikut tenggelam.
Daerah yang Paling Kritis
Status darurat dikeluarkan oleh kepala daerah di:
- Aceh Besar
- Pidie
- Aceh Utara
- Aceh Singkil
- Aceh Barat Daya
- Aceh Tengah
- Aceh Tenggara
- Aceh Barat
Data Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat 46.893 jiwa terdampak. 1.497 orang harus mengungsi ke posko-posko sementara. Tiga wilayah yang mengalami banjir paling parah adalah Aceh Timur, Aceh Singkil, dan Aceh Utara.
Baca juga: Banjir itu Serem, tapi Racunnya Lebih Serem Lagi
Di banyak titik, air belum bergerak turun. Arus sungai masih deras. Permukiman di dataran rendah menjadi lokasi paling rentan.
Kenapa Bisa Sebesar Ini?
Menurut Plt Kepala BPBA, Fadmi Ridwan, penyebab utama adalah hujan ekstrem yang terjadi terus menerus. Sungai-sungai besar di Aceh tidak punya waktu cukup untuk mengalirkan volume air tambahan. Di kawasan pegunungan, tanah yang sudah jenuh air ikut memicu risiko longsor.
Banjir kali ini juga memperlihatkan satu hal, curah hujan ekstrem makin sering terjadi. Bukan hanya di Aceh, tapi juga di wilayah barat Indonesia. Pattern ini sudah terlihat sejak awal November, dan diperkirakan berlanjut.
Di sisi lain, banyak daerah di Aceh masih berhadapan dengan persoalan klasik, alur sungai yang menyempit, drainase minim perawatan, serta alih fungsi lahan di bantaran sungai. Kombinasi ini membuat air mudah meluap.

Respons Cepat Sedang Jalan
BPBA dan BPBD kabupaten menyalurkan bantuan darurat. Makanan, air bersih, selimut, hingga layanan kesehatan. Tim gabungan juga mulai memetakan lokasi-lokasi yang kesulitan akses agar logistik bisa masuk lebih cepat.
BPBA juga mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan, terutama di:
- Wilayah dataran rendah
- Desa pinggir sungai
- Daerah rawan pergerakan tanah
Cuaca masih sulit diprediksi. Jika hujan bertahan beberapa hari lagi, potensi banjir susulan terbuka.

Aceh dan Masa Depan Iklim Ekstrem
Banjir ini menjadi pengingat bahwa tantangan iklim Indonesia semakin nyata. Cuaca ekstrem datang lebih cepat dan lebih intens. Daerah-daerah yang dulu aman kini ikut terendam.
Bagi Aceh, peristiwa ini meninggalkan pertanyaan penting, apakah sistem peringatan dini, kanal sungai, dan tata ruang sudah cukup kuat menghadapi pola cuaca baru?
Jawabannya akan menentukan apakah banjir besar berikutnya masih akan melumpuhkan provinsi ini, atau bisa dikelola lebih baik. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.