
JAKARTA, mulamula.id – Jumlah korban meninggal akibat banjir Sumatra terus membengkak.
Memasuki hari ke-10 pasca banjir bandang yang melanda tiga provinsi di barat Indonesia, Sabtu (6/12/2025), data BNPB per 19.30 WIB mencatat sedikitnya 914 jiwa meninggal di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Sebanyak 389 orang masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian. Lebih dari 4.200 warga terluka, sedangkan 105.600 rumah rusak di 52 kabupaten terdampak.
Kerusakan infrastruktur juga masif. 1.000 Fasilitas umum, 344 rumah ibadah, 155 fasilitas kesehatan, 222 gedung pemerintahan, 522 fasilitas pendidikan, dan 405 jembatan rusak.
Aceh Catat Korban Terbanyak
Aceh menjadi provinsi dengan korban jiwa tertinggi.
359 orang meninggal, 94 hilang, dan 3.500 warga terluka.
Baca juga: Mualem Soal Aceh, “Yang Saya Takutkan, Warga Mati Karena Lapar”
Rumah rusak di Aceh mencapai 97.400 unit, dengan 18 kabupaten terdampak dan 585 fasilitas umum rusak.
Sumatra Barat, Banyak Korban Belum Ditemukan
Sumatra Barat mencatat 226 korban meninggal dan 213 orang masih hilang. Jumlah orang hilang terbanyak dibanding dua provinsi lainnya.

Sebanyak 112 warga terluka dan 5.800 rumah rusak di 16 kabupaten terdampak.
Kerusakan mencakup 362 fasilitas umum, 124 rumah ibadah, 28 fasilitas kesehatan, 210 fasilitas pendidikan, serta 64 jembatan.
Sumatra Utara, Infrastruktur Terputus
Sumatra Utara melaporkan 329 korban meninggal, 82 hilang, dan 647 warga terluka.
Sebanyak 2.400 rumah rusak di 18 kabupaten terdampak, dan 74 ribu warga mengungsi.
Baca juga: Kejaksaan Turun Tangan, Banjir Sumatra Diduga Terhubung ke Deforestasi
Kerusakan fasilitas publik terjadi pada 19 rumah ibadah, satu fasilitas kesehatan, 54 sekolah, dan 29 jembatan.
BNPB: Upaya Evakuasi dan Distribusi Bantuan Masih Terhambat
Menurut BNPB, akses jalan dan jembatan yang rusak menjadi hambatan utama distribusi logistik dan evakuasi warga.
Baca juga: Gelondongan Kayu di Banjir Sumatra, dari Mana Semua ini Berasal?
Tim gabungan TNI–Polri, Basarnas, relawan, dan pemerintah daerah masih melakukan pencarian korban hilang dan pemulihan akses.
Pemerintah pusat menyebut status tanggap darurat bencana terus diperpanjang, sambil menilai kebutuhan rekonstruksi jangka panjang. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.