
PERKEMBANGAN teknologi terus berlari cepat, dan kini, kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi perlahan mengubah wajah dunia kerja. Bagi Gen Z, generasi yang tumbuh di era digital, hal ini tampak menarik sekaligus mengkhawatirkan.
Mereka adalah kelompok yang paling terpapar pada kemajuan teknologi. Namun, apakah mereka siap menghadapi masa depan yang mungkin tidak lagi membutuhkan pekerjaan manual?
Berdasarkan laporan McKinsey Global Institute (2023), lebih dari 50% pekerjaan yang ada saat ini berpotensi tergantikan oleh otomatisasi dalam dua dekade mendatang.
Industri manufaktur, ritel, hingga sektor jasa diprediksi akan mengalami perubahan besar. Hal ini menjadi tantangan bagi Gen Z, yang baru saja memasuki dunia kerja.
Banyak dari mereka mungkin harus menyesuaikan diri dengan profesi yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Kesenjangan Keterampilan
World Economic Forum (2022) memperkirakan, setidaknya 85 juta pekerjaan akan hilang akibat otomatisasi pada tahun 2025. Di sisi lain, sebanyak 97 juta pekerjaan baru akan muncul, terutama dalam sektor teknologi dan kreativitas.
Ini berarti, Gen Z harus siap meng-upgrade skill mereka. Soft skill seperti kreativitas, critical thinking, dan problem-solving akan semakin menjadi kebutuhan.
Baca juga: Revolusi Digital Bank, Satu AI Gantikan 500 Karyawan
Bahkan, keterampilan seperti coding, analisis data, dan artificial intelligence engineering menjadi yang paling dicari.
Namun, tidak semua anggota Gen Z merasa nyaman dengan perubahan ini. Mengutip survei dari Deloitte (2023), sekitar 40% dari mereka khawatir bahwa otomatisasi akan membuat mereka kehilangan pekerjaan yang stabil.
Baca juga: 5 Tips dan Trik Koding untuk Programmer Pemula dan Profesional
Mereka menyadari bahwa persaingan di dunia kerja akan semakin ketat, terutama dengan tuntutan skill baru yang tidak semua orang siap pelajari. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Masa Depan tanpa Pekerjaan Manual, Siapkah?
Bagi sebagian Gen Z yang sudah melek teknologi, perkembangan ini adalah sebagai peluang. Menurut laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (2022), jumlah startup teknologi yang didirikan oleh anak muda Indonesia terus meningkat.
Generasi ini lebih terbuka untuk bekerja di sektor-sektor yang mendukung ekonomi digital, seperti e-commerce, fintech, hingga industri kreatif berbasis teknologi.
Baca juga: Akankah AI Menggantikan Programmer? Ketakutan vs Realitas
Tapi tantangannya bukan hanya soal skill. Persoalan etika dan moral juga menjadi sorotan. Apakah adil jika pekerjaan manual yang selama ini diandalkan oleh sebagian besar populasi, terutama sektor-sektor dengan upah rendah, digantikan oleh mesin?
Mengutip dari buku Human Compatible karya Stuart Russell (2021), AI dan otomatisasi tidak hanya soal efisiensi. Tetapi, juga tentang bagaimana manusia mendefinisikan pekerjaan dan kemanusiaan itu sendiri.
Gen Z, yang sangat peduli pada isu-isu sosial, perlu mulai mempertimbangkan peran mereka dalam mendorong perkembangan teknologi yang lebih inklusif.
Selain itu, persiapan infrastruktur pendidikan juga harus menjadi prioritas. Menurut data dari BPS (2022), tingkat literasi digital di Indonesia masih belum merata. Daerah-daerah terpencil masih mengalami kesulitan mengakses teknologi.
Baca juga: 92 Persen Pekerja Kantoran Indonesia Pakai AI, Kalahkan Persentase Global
Ini bisa memperlebar jurang antara mereka yang siap menghadapi revolusi digital dan yang tidak. Untuk itu, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk berkolaborasi dalam memberikan pelatihan teknologi bagi masyarakat, khususnya Gen Z.
Perjalanan menuju masa depan tanpa pekerjaan manual ini tidak akan mudah. Tapi dengan inovasi, keterbukaan, dan skill yang tepat, Gen Z punya peluang besar untuk menjadi generasi yang tidak hanya beradaptasi, tetapi juga memimpin perubahan ini.
Apakah Gen Z siap? Waktulah yang akan menjawab. Namun, yang pasti, persiapan harus dimulai dari sekarang. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.