Fes el-Bali, Maroko: Kota Bersejarah yang Tetap Bebas Mobil

Fes el-Bali, salah satu kota tanpa mobil tertua di dunia, mempertahankan warisan budayanya dengan gang-gang sempit yang hanya bisa dijelajahi dengan berjalan kaki atau keledai. Foto: Jean Marc Bonnel/ Pexels.
Pengantar Redaksi

Mulamula.id kembali menghadirkan serial “5 Wilayah di Dunia yang Melarang Mobil”. Setelah membahas Oslo, Pulau Mackinac, dan Hamburg, kini kita menuju Fes el-Bali, Maroko. Kawasan bersejarah ini telah bebas kendaraan bermotor selama berabad-abad, bukan karena regulasi modern, melainkan karena struktur jalannya yang unik. Bagaimana kehidupan di kota tanpa mobil ini?


Labirin Jalanan Kuno yang tak Bisa Ditembus Kendaraan

FES el-Bali bukan sekadar kota tua biasa. Ini adalah salah satu medina (kota tua) terbesar dan paling autentik di dunia, serta masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO. Dengan lebih dari 9.000 gang sempit, kota ini memang tidak memungkinkan mobil untuk masuk.

Mengutip TripAdvisor, para wisatawan dan penduduk hanya bisa bergerak dengan berjalan kaki, menggunakan keledai, atau gerobak dorong. Suasana ini menciptakan pengalaman unik, di mana waktu seakan berjalan lebih lambat, dan budaya lokal tetap terjaga tanpa gangguan kendaraan bermotor.

Baca juga: Hamburg, Jerman: Menuju Kota Hijau Tanpa Mobil

Dampak Positif: Budaya Terjaga, Lingkungan Lebih Sehat

Keputusan untuk tidak membiarkan kendaraan masuk ternyata membawa banyak keuntungan. Beberapa manfaat dari kota tanpa mobil ini meliputi:

Berkunjung ke Fes el-Bali seperti kembali ke masa lalu, di mana budaya, sejarah, dan komunitas hidup berdampingan tanpa modernisasi yang mengganggu.

Baca juga: Oslo, Norwegia: Kota Ramah Lingkungan yang Melarang Mobil

  • Keamanan lebih tinggi: Tidak ada kendaraan berarti lebih sedikit risiko kecelakaan.
  • Udara lebih bersih: Tidak ada polusi kendaraan yang mencemari lingkungan.
  • Kehidupan sosial lebih aktif: Jalanan penuh interaksi antara pedagang, warga, dan wisatawan.
  • Bangunan kuno tetap terjaga: Tidak ada getaran dari kendaraan yang bisa merusak struktur tua.
Fes el-Bali, kota tua di Maroko, memiliki lebih dari 9.000 gang sempit yang berliku, menjadikannya salah satu kawasan pejalan kaki terbesar di dunia. Foto: Moussa Idrissi/ Pexels.
Pariwisata Berkelanjutan di Fes el-Bali

Sebagai salah satu destinasi wisata paling menarik di Maroko, Fes el-Bali tetap beradaptasi dengan tren modern tanpa kehilangan identitasnya. Pemerintah setempat telah mengembangkan konsep pariwisata berkelanjutan, dengan memperbaiki infrastruktur tanpa mengorbankan keaslian kota.

Baca juga: Pulau Mackinac, Amerika Serikat: Seabad Tanpa Mobil, Tetap Eksotis

Hotel, restoran, dan pasar-pasar tradisional tetap mempertahankan arsitektur lama. Sementara wisatawan diajak untuk menikmati kota dengan cara yang lebih ramah lingkungan—tanpa kendaraan, tanpa polusi.

Besok: Menyusuri Desa Adat Penglipuran, Bali

Setelah mengelilingi labirin Fes el-Bali, besok kita akan beralih ke Penglipuran, Bali—desa adat yang terkenal karena kebersihan, tata ruang unik, dan larangan kendaraan bermotor. Bagaimana masyarakat di sana menjaga tradisi dan lingkungan? Nantikan laporannya! ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *