
Pengantar Redaksi
Mulamula.id menghadirkan laporan bersambung tentang fenomena Hari Tanpa Bayangan. Artikel ini adalah bagian pertama yang mengajak pembaca memahami peristiwa langit unik ini dan bagaimana mengamatinya. Nantikan artikel berikutnya tentang dampak energi dan perencanaan kota. – Salam Redaksi.
____________________________________________
SETIAP tahun, langit Indonesia menghadirkan sebuah fenomena luar biasa: Hari Tanpa Bayangan. Saat itu, Matahari berada tepat di atas kepala, membuat bayangan benda tegak nyaris tak terlihat. Bagi para pengamat langit, ini adalah momen istimewa untuk memahami lebih jauh pergerakan Matahari dan bagaimana ia memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Kapan dan di Mana Fenomena Ini Terjadi?
Hari Tanpa Bayangan berlangsung dua kali dalam setahun di berbagai kota Indonesia. Fenomena ini terjadi ketika deklinasi Matahari sama dengan lintang tempat pengamat berada. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berikut beberapa tanggal penting:
- Jakarta: 4 Maret (12.04 WIB) dan 9 Oktober (11.39 WIB)
- Pontianak: 20 Maret (11.50 WIB) dan 23 September (11.35 WIB)
- Sabang – Baa, NTT: 20 Februari – 4 April dan 7 September – 21 Oktober
Fenomena ini dapat diamati pada siang hari ketika cuaca cerah. Pengamat bisa mencoba meletakkan benda tegak seperti botol atau tongkat di tanah untuk melihat bagaimana bayangannya menghilang sejenak.
Bagaimana Fenomena Ini Terjadi?
Hari Tanpa Bayangan terjadi karena bidang rotasi Bumi tidak sejajar dengan bidang revolusinya mengelilingi Matahari. Akibatnya, posisi Matahari terlihat bergeser antara 23,5 derajat Lintang Utara dan 23,5 derajat Lintang Selatan sepanjang tahun. Peristiwa ini disebut sebagai gerak semu tahunan Matahari.
Baca Juga: Hari Tanpa Bayangan, Fenomena Unik di Langit Indonesia
Menurut BMKG, bagi kota-kota yang berada tepat di garis khatulistiwa, seperti Pontianak, Hari Tanpa Bayangan terjadi ketika Matahari melintas di atasnya pada ekuinoks Maret dan September.
Mengapa Fenomena Ini Menarik?
Selain sebagai keajaiban astronomi, Hari Tanpa Bayangan juga menarik perhatian berbagai kalangan, dari ilmuwan hingga masyarakat umum. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menikmati fenomena ini antara lain:
- Eksperimen sederhana: Gunakan benda tegak untuk melihat hilangnya bayangan secara langsung.
- Fotografi langit: Dokumentasikan perubahan posisi Matahari dan kondisi pencahayaan unik selama fenomena ini berlangsung.
- Edukasi dan wisata astronomi: Beberapa kota, seperti Pontianak, menggelar festival dan kegiatan edukasi di Tugu Khatulistiwa.
Hari Tanpa Bayangan bukan sekadar fenomena langit yang menarik, tetapi juga pengingat akan keteraturan pergerakan Bumi dan Matahari. Momen ini menjadi kesempatan untuk lebih memahami sains dalam kehidupan sehari-hari.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.