Hujan Buatan Dikebut di Tengah Ancaman Api

Pesawat militer melakukan penyemprotan air dari udara sebagai bagian dari operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Foto: Ilustrasi/ Soly Moses/ Pexels.

JAMBI, mulamula.idBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jambi sejak 10 hingga 19 Agustus 2025. Langkah ini dipercepat untuk menekan risiko kebakaran hutan dan lahan, terutama di kawasan gambut yang kini kian mengering.

“Lahan gambut dalam sangat sulit dipadamkan hanya dengan operasi darat. Hujan adalah kunci, dan OMC membantu memicunya,” kata Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, Selasa (12/8).

Baca juga: Bukan Alam, tapi Kita yang Bakar Hutan

Dua sortie penerbangan telah dijalankan pada tahap awal, dengan total 1.600 kilogram bahan semai awan. Wilayah yang disasar meliputi Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Batanghari, dan Muaro Jambi, area dengan risiko karhutla tinggi.

Gambut Mengering, Risiko Meningkat

Pemantauan Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) pada 10 Agustus menunjukkan hanya 30 persen wilayah yang tergolong aman. Sekitar 60 persen berada pada kategori rawan, 9 persen sangat rawan, dan 1 persen kritis. Kondisi ini membuat vegetasi dan lapisan gambut kian rentan terbakar.

Baca juga: Indonesia Hadapi Dua Wajah Cuaca Sekaligus

Data satelit per 9 Agustus mendeteksi 14 titik panas di Jambi, terutama di Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Barat. “Peningkatan hotspot sejalan dengan turunnya muka air tanah,” jelas Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Edison Kurniawan.

Tim BMKG, TNI AU, dan instansi terkait yang terlibat dalam pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca untuk pencegahan karhutla di Jambi dan Sumatera Selatan, 2025. Foto: BMKG.
Manfaatkan Peluang Awan Hujan

BMKG memperkirakan peluang pembentukan awan hujan masih ada hingga pertengahan Agustus. Kondisi ini dianggap ideal untuk efektivitas OMC, karena awan potensial dapat disemai dengan hasil optimal.

Baca juga: Karhutla Mengintai 2025, Riau Jadi Peringatan Dini bagi Indonesia

Selama beberapa tahun terakhir, langkah cepat seperti ini terbukti menekan jumlah titik api di wilayah rawan. Keberhasilan OMC tidak lepas dari kerja sama lintas sektor, melibatkan KLH, Kementerian Kehutanan, BNPB, pemerintah daerah, dan TNI AU.

“OMC menjadi salah satu penanggulangan bencana asap paling efektif karena langsung memadamkan sumber api,” tegas Seto.

Operasi Ketiga Sepanjang Tahun

Ini merupakan operasi ketiga di Jambi pada 2025, setelah periode 1–10 Juli dan 25–31 Juli yang sukses menurunkan jumlah titik api.

Kegiatan melibatkan PT Wirakarya Sakti, KLHK, Pemprov Jambi, serta TNI AU. Armada CASA 212-200 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang diterbangkan dengan 11 kru, sementara koordinasi lapangan dipusatkan di Posko Bencana Provinsi Jambi. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *