Tradisi dan Kebiasaan Seru Menyambut Tahun Ular Kayu

Angpao Imlek: Simbol keberuntungan dan berbagi berkat di Tahun Ular Kayu. Foto: RDNE.

BEBERAPA hari lagi, Imlek 2025 akan tiba, membawa harapan baru dan semangat keberuntungan. Tahun Ular Kayu menjadi momen spesial bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Tak hanya soal doa dan angpao, tetapi juga berbagai tradisi dan kebiasaan seru yang turut meriahkan perayaan Imlek.

Dari dekorasi rumah yang penuh warna hingga hidangan khas, setiap elemen dalam perayaan Imlek memiliki makna mendalam. Tahun Ular Kayu, yang dipercaya membawa keberanian dan keberuntungan, mengundang banyak orang untuk melaksanakan tradisi dengan penuh semangat.

1. Dekorasi Rumah yang Mengundang Keberuntungan

Menyambut Imlek, banyak orang Tionghoa yang mulai mendekorasi rumah dengan simbol-simbol keberuntungan. Lampion merah, patung ular, hingga tanaman hijau—semua itu memiliki makna tertentu.

“Lampion merah dipercaya membawa kebahagiaan, sedangkan naga melambangkan keberanian dan kekuatan. Sementara itu, tanaman hijau, seperti bambu, membawa energi positif,” ujar Li Fang (45), warga Jakarta yang sudah rutin mendekorasi rumah sejak beberapa minggu sebelum Imlek.

2. Persiapan Makanan Khas Imlek

Tak lengkap rasanya Imlek tanpa hidangan khas seperti kue keranjang (lapis legit), angpao yang dibagikan, dan prosperity fish yang dipercaya membawa keberuntungan. Selain itu, banyak keluarga yang menyiapkan hidangan yang melambangkan kebersamaan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Baca juga: Menyibak Rahasia Julukan ‘Naga Merah’ bagi Tiongkok

“Memasak bersama keluarga adalah tradisi turun-temurun yang menyatukan kami. Selain itu, makanan khas Imlek dipercaya bisa membawa rezeki dan keberuntungan,” kata Mei Lin, ibu rumah tangga yang juga menyiapkan berbagai hidangan untuk menyambut Tahun Ular Kayu.

3. Tradisi Angpao dan Kegiatan Sosial

Angpao menjadi simbol berbagi berkah. Menurut tradisi, uang dalam angpao bukan hanya untuk penerima, tetapi juga sebagai doa agar si pemberi menerima keberuntungan yang lebih besar. Tak hanya dibagikan kepada keluarga dan kerabat, angpao juga bisa diberikan pada orang yang lebih membutuhkan.

Foto: RDNE/ Pexels.

“Angpao adalah simbol kasih sayang, berbagi kebahagiaan, dan harapan agar tahun baru membawa kelimpahan bagi semua,” ungkap Chen Yu (32), seorang pengusaha muda yang juga aktif memberikan angpao pada anak-anak di panti asuhan setempat.

4. Aktivitas Keluarga dan Keseimbangan dengan Alam

Perayaan Imlek bukan hanya tentang meriah, tetapi juga tentang momen kebersamaan. Banyak keluarga yang menghabiskan waktu bersama, baik untuk makan bersama maupun melakukan perjalanan singkat. Berjalan-jalan di taman, berkunjung ke rumah saudara, atau berdoa di klenteng adalah beberapa kebiasaan yang menambah makna perayaan ini.

“Imlek adalah momen untuk mempererat tali keluarga. Setelah setahun penuh sibuk, kami bisa meluangkan waktu untuk berkumpul, berbicara, dan menikmati kebersamaan,” kata Zhang Wei (28), seorang pengusaha yang menantikan libur panjang untuk menghabiskan waktu bersama keluarga besar.

Semangat Berbagi dan Meraih Keberuntungan

Bagi Gen Z, Tahun Naga Kayu memberikan kesempatan untuk membangun keberanian dan mengejar impian. Meskipun lebih muda, banyak dari mereka yang sudah mulai menghargai pentingnya tradisi dan berbagi.

“Imlek mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi, baik itu kebahagiaan maupun rezeki. Ini adalah kesempatan untuk meraih keberuntungan dengan sikap positif dan seimbang,” ujar Siska (24), seorang mahasiswa yang aktif dalam kegiatan sosial selama Imlek.

Dengan semangat naga dan energi kayu yang penuh harapan, Tahun Ular Kayu menjadi ajang untuk merayakan keberanian, kebersamaan, dan keberuntungan.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *