
GELOMBANG panas, banjir ekstrem, dan cuaca yang makin tak bisa ditebak membuat kota-kota di dunia kini berada di garis depan perang iklim. Dari New York sampai Jakarta, dari Sao Paulo sampai Surabaya, kehidupan urban sedang diuji oleh krisis yang dulu dianggap urusan “masa depan”.
Pesan itu bergema dari Belém, Brasil, tempat pertemuan tingkat menteri bertema Urbanization and Climate Change digelar, Selasa (11/11). Di forum itu, Presiden COP30 Andre Correa do Lago menegaskan bahwa kota bukan lagi penonton dalam drama perubahan iklim.
“Kita harus berpikir bersama, karena tak ada satu jawaban tunggal. Adaptasi adalah kunci di level kota,” katanya.
Kota Jadi Kunci Adaptasi
Menurutnya, upaya menahan laju krisis iklim tak cukup dengan menekan emisi karbon. Yang lebih mendesak adalah membuat kota mampu beradaptasi, dari sistem transportasi yang efisien energi, drainase tahan banjir, hingga ruang hijau yang menjaga suhu tetap sejuk.
Baca juga: Kota-kota Dunia Bersatu Lawan Gelombang Panas
Menteri Kota Brasil, Jader Barbalho Filho, juga mengingatkan bahwa pemerintah daerah adalah pihak yang paling tahu kondisi di lapangan.
“Dampak perubahan iklim paling dulu dirasakan di kota-kota. Karena itu, pendanaan dan kebijakan harus sampai ke level lokal,” ujarnya.

Forum yang digelar Presidensi COP30 bersama UN-Habitat itu juga dihadiri Gubernur California Gavin Newsom dan Gubernur Pará Helder Barbalho, simbol kolaborasi lintas level antara pusat dan daerah.
Kota dalam NDC 3.0
UN-Habitat meluncurkan laporan Urban Content in NDC 3.0, yang menunjukkan peran kota kini makin kuat dalam rencana aksi iklim nasional (NDC). Lebih dari 75% NDC baru menyebut kota secara eksplisit, dan 80% memasukkan aspek adaptasi di dalamnya.
“Tujuan Paris Agreement tidak akan tercapai tanpa aksi iklim di tingkat lokal,” kata Direktur Eksekutif UN-Habitat Anacláudia Rossbach.
Baca juga: Metana Jadi Musuh Baru Bumi, Indonesia Ambil Peran di Garis Depan
Temuannya menunjukkan perubahan besar: dari perencanaan ke implementasi nyata di kota-kota dunia.
Dari Belém ke Jakarta
Bagi Indonesia, pesan dari Belém ini relevan banget. Kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Makassar menghadapi risiko tinggi akibat kenaikan permukaan laut dan gelombang panas. Adaptasi bukan lagi pilihan, tapi keharusan.
Baca juga: Uang Mengalir ke Alam, Bank Dunia Siapkan Miliaran Dolar untuk Iklim
Dari COP30, dunia seperti mengingatkan, masa depan planet ini akan ditentukan oleh bagaimana kota-kota bertahan, beradaptasi, dan berubah. Dan kalau kota adalah garda depan perang iklim, maka pertarungan sesungguhnya baru saja dimulai. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.