Penipu Tinder Bebas Lagi, Hati-hati Modus Begini Masih Beredar

Pose jet pribadi, feed mewah, vibes sultan, kombinasi yang sering dipakai dalam modus penipuan berbasis citra glamor.  Foto: Instagram/ simonleviev8.

NAMA Simon Leviev kembali mengisi linimasa. Pria yang mendunia lewat film dokumenter The Tinder Swindler itu resmi dibebaskan otoritas Georgia setelah dua bulan mendekam di penjara. Kasus ekstradisinya ke Jerman dihentikan begitu saja.

Leviev, nama asli Shimon Yehuda Hayut (35), ditangkap pada 15 September 2025 di Bandara Internasional Batumi, Georgia. Penangkapannya berdasarkan red notice Interpol yang diajukan pemerintah Jerman.

Dibebaskan Tanpa Syarat

Selama masa penahanan, Leviev ditempatkan di lembaga pemasyarakatan di Kota Kutaisi, wilayah barat Georgia. Namun pada Jumat (14/11/2025), pengacaranya, Mariam Kublashvili, menyampaikan kabar mengejutkan, kliennya dibebaskan tanpa syarat apa pun.

Tidak ada jaminan.
Tidak ada dokumen hukum yang harus ditandatangani.
Tidak ada pembatasan perjalanan.

Menurut Kublashvili, seperti dikutip AFP, otoritas Jerman mencabut permintaan ekstradisi, sehingga proses hukumnya otomatis selesai. Ia menduga keputusan ini terjadi karena bukti yang dianggap tidak cukup kuat. Sampai sekarang, pemerintah Jerman belum memberikan penjelasan resmi.

Ancaman 10 Tahun Penjara Menguap

Jika ekstradisi berjalan, Leviev menghadapi ancaman hukuman hingga 10 tahun penjara. Seorang perempuan di Berlin melaporkannya setelah kehilangan uang sebesar 50.000 euro.

Baca juga: Tinder Swindler Ditangkap, Modus Asmara Bernilai Rp164 Miliar Terbongkar

Kasusnya merupakan lanjutan dari rekam jejak panjang Leviev sebagai penipu yang memanfaatkan aplikasi kencan.

Rekam Jejak: Identitas Palsu, Gaya Hidup Palsu

Antara 2017–2019, Leviev membangun persona sebagai “pewaris kaya” di Tinder. Modusnya rapi dan meyakinkan:

  • gaya hidup mewah palsu,
  • pengawal pribadi,
  • jet pribadi sewaan,
  • dan narasi bahaya palsu untuk meminta uang.

Korban-korbannya, dari Norwegia hingga Swedia, percaya pada hubungan emosional yang ia bangun. Uang yang dipinjamkan tidak pernah kembali.

Gaya hidup supermewah yang dipamerkan di media sosial kerap menjadi bagian dari pola penipuan romantis untuk membangun citra palsu. Foto: Instagram/ simonleviev8.

Fenomena ini dikenal sebagai catfishing, ketika seseorang memakai identitas palsu untuk membentuk kedekatan emosional demi keuntungan pribadi.

Cerita para korban diangkat dalam film dokumenter The Tinder Swindler (2022) di Netflix. Platform itu menyebut total kerugian akibat aksi Leviev mencapai 10 juta dollar AS atau sekitar Rp167 miliar.

Modus yang Masih Terjadi

Meski Leviev sekarang melenggang bebas, modus catfishing dan penipuan romantis tidak ikut hilang.
Justru makin canggih karena teknologi, media sosial, dan aplikasi kencan makin ramai dipakai anak muda.

Mulamula.id mengingatkan pembaca untuk selalu waspada pada:

  • profil yang terlihat “terlalu sempurna”,
  • cerita darurat mendadak,
  • permintaan bantuan finansial,
  • hubungan yang terburu-buru intens.

Lebih baik hati-hati daripada menyesal, apalagi untuk urusan hati dan dompet. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *