Peter Greenberg: Sustainability itu Bukan Slogan, Ikuti Uangnya

Peter Greenberg. Foto: Dok.

NAMA Peter Greenberg bukan nama sembarangan di dunia travel. Travel Editor CBS News itu bicara blak-blakan soal masa depan pariwisata dan pesannya sederhana.Kalau mau bicara sustainability, lihat dulu uangnya lari ke mana.

Dalam percakapan khusus dengan SustainReview.ID di TOURISE Global Summit 2025, Riyadh, Greenberg menegaskan bahwa isu keberlanjutan selama ini sering dipelintir jadi sekadar promosi. Padahal, inti sebenarnya jauh lebih serius.

Bukan Green Kalau Komunitasnya Nggak Dapat Apa-apa

Greenberg bilang, banyak destinasi mengaku “green”, tapi uang dari wisatawan justru tidak pernah kembali ke masyarakat lokal.

“Kalau warga sekitar tidak ikut merasakan manfaat ekonomi, itu bukan keberlanjutan,” ujarnya.

Ia juga menyinggung tren perusahaan yang suka pakai label hijau, tapi tidak jelas dampaknya. Dari “jangan ganti handuk” sampai “hemat air”, semuanya hanya permukaan. Yang penting, transparansi.

Perusahaan Lebih Cepat Berubah daripada Negara

Menurut Greenberg, perubahan paling nyata datang dari perusahaan travel, hotel, dan operator tur, bukan dari pemerintah.

“Banyak negara masih ukur keberhasilan dari jumlah wisatawan dan lama menginap. Itu tidak cukup,” katanya.

Desain Grafis: Daffa Attarikh/ MulaMula.

Greenberg melihat perusahaan mulai sadar bahwa keberlanjutan bukan lagi “biaya tambahan”, tetapi bagian dari strategi bisnis. Wisatawan hari ini, terutama Gen Z, semakin peduli apakah uang yang mereka keluarkan benar-benar memberi dampak.

The Brando, Contoh Nyata Destinasi ‘Hijau Beneran’

Salah satu contoh favorit Greenberg adalah The Brando di Tetiaroa, Polinesia. Resor itu berjalan tanpa bahan bakar fosil, mengandalkan energi surya, dan menggunakan air laut dingin untuk AC.

“Ini bukan marketing. Mereka benar-benar mengoperasikan resor mewah tanpa merusak lingkungan,” ungkapnya.

Baca juga: Travel Hijau, Bisnis Baru Dunia Wisata

Model seperti ini yang menurut Greenberg harus jadi inspirasi, bukan slogan-slogan “eco-friendly” tanpa isi.

Menurut Greenberg, wisatawan sekarang lebih mencari pengalaman, bukan sekadar foto-foto cantik.
Mereka mau tahu apakah uang yang mereka keluarkan berdampak baik.

Greenberg melihat tren ini sebagai pertanda sehat. “Kalau industri travel mau bertahan, mereka harus jujur. Orang sekarang mau tahu cerita di balik layar.” ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *