
MIA YUNITA, seorang mahasiswi program studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, berhasil menorehkan prestasi gemilang.
Di usianya yang baru menginjak 20 tahun 1 bulan 9 hari, Mia dinobatkan sebagai wisudawan termuda di antara 3.627 lulusan yang diwisuda pada 28-29 Agustus 2024 di Grha Sabha Pramana UGM.
Prestasinya semakin mencuri perhatian karena rata-rata usia lulusan program sarjana adalah 22 tahun 6 bulan 15 hari.
Perjalanan Inspiratif Mia
Mia tidak menyangka bisa meraih predikat lulusan termuda. Ia mengakui kebanggaannya bisa menyelesaikan studi dalam 4 tahun tepat waktu, terlebih mengingat ia memulai kuliah di usia 16 tahun.
Namun, perjalanan akademisnya tidak selalu mulus. Mia sempat merasa minder di awal perkuliahan karena perbedaan usia yang signifikan dengan rekan-rekannya.
“Aku sempat merasa inferior, apalagi banyak yang berekspektasi tinggi saat tahu aku diterima di FKH UGM. Mereka menganggap aku sepintar itu,” ungkap Mia seperti lansiran laman resmi UGM.
Namun, berkat pengalaman mengikuti program akselerasi di SMA, Mia sudah terbiasa dengan tempo belajar yang cepat dan padat.
Baca juga: Ravidho Ramadhan, Doktor Termuda UGM dengan IPK Sempurna
Program akselerasi yang ia jalani mengharuskannya menyelesaikan materi dalam waktu singkat, yang pada akhirnya mempersiapkannya menghadapi tugas-tugas perkuliahan di UGM. “Menikmati proses belajar adalah kuncinya,” tegas Mia.
Dengan memupuk keingintahuan yang kuat, ia merasa termotivasi untuk mendalami materi yang dianggapnya menarik, meski harus mengorbankan banyak waktu untuk belajar dan melakukan penelitian.
Teknik Belajar Mia: Fokus dan Efisiensi
Untuk mencapai kesuksesan akademisnya, Mia mengandalkan teknik belajar yang efektif, salah satunya adalah teknik Pomodoro.
Ia belajar selama 25 menit, kemudian beristirahat 5 menit, dan mengulangi pola ini hingga mencapai 3 jam.
Mia juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. “Sebelum belajar, saya selalu merapikan meja, mengatur suhu ruangan, dan menyiapkan cemilan agar suasana belajar lebih nyaman,” ujarnya.
Hal ini membantu Mia tetap fokus dan terhindar dari gangguan, seperti penggunaan ponsel yang sering menjadi distraksi.
Baca juga: Solusi untuk PRT dari mahasiswa ITB Menangi SDGs Challenge
Tidak hanya unggul di bidang akademik, Mia juga aktif berorganisasi. Ia pernah menjadi mentor mahasiswa baru dalam program PPSMB Vetebrae UGM 2021 dan terlibat sebagai Liaison Officer dalam Musyawarah Kerja Nasional IMAKAHI.
Bagi Mia, memperluas relasi dan pengalaman melalui organisasi merupakan bagian penting dari kehidupan kampus.
Tips Belajar Efektif ala Mia Yunita
Mia juga membagikan tips belajar efektif, terutama dalam metode menghafal. Ia merekomendasikan untuk meninjau ulang catatan senior atau materi dari dosen, kemudian menggarisbawahi poin-poin penting untuk dihafalkan.
“Keingintahuan adalah kunci utama dalam menjaga semangat berkuliah. Dengan rasa ingin tahu, kita bisa menggali ilmu lebih dalam,” tutup Mia.
Baca juga: Kisah Inspiratif Raeni, Anak Tukang Becak yang Sukses Meraih Beasiswa LPDP
Kesuksesan Mia Yunita tidak hanya menjadi bukti kecerdasan akademik, tetapi juga contoh dedikasi dan kerja keras dalam mencapai tujuan.
Di usia yang begitu muda, ia telah menunjukkan bahwa dengan disiplin dan tekad, semua tantangan dapat dilalui.
Mia pun menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin meraih prestasi akademik tanpa harus takut melawan batasan usia. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.