
JAKARTA, mulamula.id – Kerusuhan yang melanda Jakarta akhir pekan lalu meninggalkan jejak kerusakan serius pada fasilitas transportasi publik. Dari halte Transjakarta yang terbakar hingga stasiun MRT yang rusak, Pemprov DKI Jakarta kini bergerak cepat memulihkan layanan.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan total kerugian mencapai Rp 55 miliar. Angka itu terdiri dari kerusakan MRT senilai Rp 3,3 miliar, kerugian Transjakarta sekitar Rp 41,6 miliar, serta kerusakan CCTV dan infrastruktur pendukung lain sebesar Rp 5,5 miliar.
“Pemprov sudah menyiapkan anggaran untuk perbaikan. Kami berharap seluruh fasilitas bisa kembali normal secepatnya,” ujar Pramono setelah rapat bersama Forkopimda di Balai Kota, Senin (1/9/2025).
Subsidi Rp 1 untuk Jaga Mobilitas
Selain perbaikan fisik, Pemprov DKI juga menggelontorkan subsidi transportasi. Selama 1–8 September, tarif Transjakarta, MRT, dan LRT hanya Rp 1. Skema ini menelan biaya sekitar Rp 18 miliar.
Baca juga: TransJakarta Paling Terdampak Demo Ricuh, 7 Halte Hangus dan 58 CCTV Rusak
“Subsidi ini untuk memastikan masyarakat tetap bisa beraktivitas dengan biaya murah di tengah proses pemulihan,” jelas Pramono.
Dampak Terberat di Halte Transjakarta
Data mencatat, ada 22 halte Transjakarta terdampak kericuhan. Tujuh di antaranya hangus terbakar, sementara 15 lainnya dipenuhi coretan dan mengalami kerusakan sedang hingga berat.

Sejak Sabtu lalu, proses pembersihan dan perbaikan sudah dimulai. Targetnya, halte yang rusak dapat kembali digunakan pada 8 atau 9 September.
Baca juga: MRT Beroperasi Normal, Meski Stasiun Istora Mandiri Rusak Akibat Demo
Meski kerusakan besar terjadi, Pemprov memastikan layanan transportasi publik tidak lumpuh. Per 1 September pagi, 14 koridor Transjakarta dan rute Transjabodetabek sudah kembali beroperasi penuh. MRT dan LRT juga kembali melayani penumpang sesuai jadwal.
“Warga tidak perlu khawatir. Transportasi publik Jakarta berjalan normal,” tegas Pramono.
Pesan Penting untuk Publik
Kerusuhan bukan hanya soal kerugian fisik, tetapi juga soal kepercayaan masyarakat pada pemerintah dalam menjaga layanan dasar. Langkah cepat Pemprov memulihkan transportasi menjadi sinyal penting bahwa stabilitas kota tetap dijaga.
Bagi warga Jakarta, transportasi publik adalah urat nadi mobilitas harian. Maka, setiap kerusakan bukan sekadar kehilangan infrastruktur, melainkan juga potensi lumpuhnya aktivitas ekonomi dan sosial kota. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.