Sejarah Imlek di Indonesia, dari Larangan hingga Libur Nasional

Imlek 2025: Simbol kebersamaan di tengah Keragaman budaya Indonesia. Foto: Pexels.

IMLEK, atau Tahun Baru Tionghoa, memiliki sejarah panjang yang bermula di Tiongkok. Perayaan ini terkenal sebagai Festival Musim Semi, menandai awal musim tanam bagi petani. Tradisi ini dibawa ke Nusantara oleh para imigran Tionghoa dan menjadi bagian dari keragaman budaya Indonesia.

Masa Kelam, Pelarangan Imlek di Era Orde Baru

Namun, perjalanan Imlek di Indonesia tidak selalu mulus. Pada masa Orde Baru, melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, perayaan Imlek dilarang dirayakan secara terbuka. Kebijakan ini merupakan bagian dari asimilasi budaya yang membatasi ekspresi tradisi Tionghoa.

Angin segar datang pada tahun 2000, saat Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan perayaan Imlek secara terbuka. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam mengakui hak-hak budaya masyarakat Tionghoa. Selanjutnya, Presiden Megawati Soekarnoputri menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional pada 2003 melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2002.

Baca juga: Awali Tahun Naga Kayu 2025 dengan Semangat Baru

Imlek Masa Kini:, Simbol Inklusivitas dan Kebersamaan

Kini, perayaan Imlek berlangsung meriah di berbagai daerah. Pertunjukan barongsai dan naga menjadi daya tarik utama, seperti yang terlihat di Jakarta, Medan, Bogor, dan Semarang. Masyarakat dari berbagai latar belakang ikut serta, mencerminkan harmoni dalam keberagaman Indonesia.

Atraksi Barongsai: Harmoni gerak dan semangat keragaman di Perayaan Imlek. Foto: Instagram/ @yonghe.kskmedan.

Tahun ini, Imlek jatuh pada 29 Januari 2025, yang menandai berawalnya Tahun Ular Kayu. Shio Ular melambangkan kecerdikan dan kebijaksanaan. Sementara elemen kayu merepresentasikan pertumbuhan dan kreativitas. Perpaduan ini harapannya membawa energi positif bagi masyarakat Indonesia.

Baca juga: Imlek Segera Tiba, Makna dan Keberuntungan Tahun Naga Kayu

Semangat Imlek, Harmoni dalam Keragaman

Perayaan Imlek di Indonesia kini bukan sekadar tradisi Tionghoa, tetapi menjadi simbol toleransi dan persatuan bangsa. Dari masa pelarangan hingga pengakuan resmi, perjalanan Imlek mengajarkan pentingnya inklusivitas dan penghargaan terhadap budaya yang berbeda.

Baca juga: Tradisi dan Kebiasaan Seru Menyambut Tahun Naga Kayu

Semoga semangat harmoni ini terus menginspirasi masyarakat Indonesia untuk menjaga keragaman dan mempererat persatuan bangsa. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *