Zimbabwe, dari Rhodesia ke Negeri Para Pahlawan

Harare, ibu kota Zimbabwe. Foto: Noah Denhe/ Pexels.
Pengantar Redaksi

Dalam seri Negara-negara yang Berganti Nama, kita telah melihat bagaimana perubahan nama mencerminkan pergulatan sejarah, identitas, dan politik. Kali ini, kita mengupas kisah Zimbabwe, sebuah negara di Afrika bagian selatan yang meninggalkan nama kolonialnya dan menggantinya dengan nama yang mencerminkan kejayaan leluhur. – Salam Redaksi.

____________________________________

Sebuah Nama dari Penjajah

BAYANGKAN hidup di sebuah negeri yang namanya bukan berasal dari budaya atau sejarah nenek moyangmu. Melainkan dari seorang pengusaha asing yang tak pernah menganggap rakyatnya lebih dari sekadar pekerja tambang dan petani di bawah kolonialisme.

Itulah yang dialami Zimbabwe, yang dulunya bernama Rhodesia, diambil dari nama Cecil Rhodes—seorang industrialis dan tokoh kolonial Inggris yang menguasai wilayah ini pada akhir abad ke-19. Di bawah pemerintahan kolonial Inggris, tanah yang kaya ini dikuasai oleh minoritas kulit putih. Sementara mayoritas penduduk asli hanya menjadi buruh di negeri mereka sendiri.

Perjuangan Panjang Menuju Kemerdekaan

Seiring berjalannya waktu, gelombang nasionalisme melanda Afrika. Negara-negara seperti Ghana dan Kenya telah merdeka, tetapi Rhodesia tetap dikuasai oleh minoritas kulit putih. Pada 1965, pemimpin pemerintahan kolonial, Ian Smith, mendeklarasikan kemerdekaan sepihak dari Inggris tanpa memberikan hak politik bagi mayoritas penduduk Afrika.

Baca juga: Kongo, Dua Negara Satu Nama & Sejarah yang Terpecah

Langkah ini memicu perlawanan besar. ZANU (Zimbabwe African National Union) yang dipimpin Robert Mugabe dan ZAPU (Zimbabwe African People’s Union) yang dipimpin Joshua Nkomo mengobarkan perjuangan bersenjata. Perang gerilya pun berkobar selama lebih dari satu dekade, menguras sumber daya dan akhirnya memaksa rezim Ian Smith bernegosiasi.

Baca juga: Sri Lanka, dari Ceylon ke Identitas Baru

Pada 1980, perjuangan rakyat membuahkan hasil. Pemilu bebas pertama diadakan, dan Robert Mugabe terpilih sebagai pemimpin. Dengan kemerdekaan yang resmi pada 18 April 1980, nama Rhodesia pun dihapus. Negeri ini lahir kembali dengan nama Zimbabwe—diambil dari situs bersejarah Great Zimbabwe, kota batu kuno yang menjadi simbol kejayaan Afrika sebelum kolonialisme.

Zimbabwe Hari Ini, Potensi vs Tantangan

Zimbabwe memiliki kekayaan alam yang luar biasa, terutama emas dan berlian. Namun, kebijakan ekonomi yang buruk, termasuk reformasi tanah yang kontroversial dan hiperinflasi yang menghancurkan, membuat negara ini jatuh dalam krisis berkepanjangan.

Baca juga: Bangladesh, Negara yang Lahir dari Perjuangan Melawan Pakistan

Fakta Zimbabwe

  • Luas wilayah: 390.757 km² (sedikit lebih kecil dari Pulau Sumatra)
  • Jumlah penduduk: 16,5 juta jiwa (2023)
  • PDB nominal: $28 miliar (2023)
  • Ekonomi: Pertanian, pertambangan (emas, berlian, platinum), dan pariwisata
Harare, Zimbabwe. Foto: Noah Denhe/ Pexels.
Nama yang Berubah, Tantangan yang Tetap Ada

Zimbabwe berhasil merebut identitasnya kembali dari kolonialisme, tetapi perjuangan belum berakhir. Masalah ekonomi, sanksi internasional, dan ketidakstabilan politik masih menjadi tantangan besar. Baca juga: Thailand, Negeri yang Menegaskan Kebebasannya. Namun, dengan sumber daya alam yang melimpah dan semangat rakyatnya yang tak pernah padam, Zimbabwe masih memiliki harapan untuk masa depan yang lebih cerah.

Perubahan Nama, Perubahan Sejarah

Dari Makedonia Utara hingga Zimbabwe, kita telah melihat bagaimana perubahan nama negara bukan sekadar soal administratif, melainkan cerminan dari perjuangan sejarah, identitas nasional, dan dinamika politik global.

Baca juga: Makedonia Utara, Nama Baru demi Masa Depan Baru

Setiap negara memiliki kisahnya sendiri—ada yang harus berkompromi demi rekonsiliasi, ada yang ingin melepaskan diri dari bayang-bayang kolonialisme, dan ada yang ingin memperkuat identitas leluhur mereka.

Namun, satu hal yang pasti: nama bukan hanya sekadar kata. Nama adalah simbol, harapan, dan kebanggaan. Baca juga: Myanmar, Perubahan Nama yang Kontroversial. Seiring dengan perjalanan sejarah, siapa tahu, di masa depan mungkin akan ada negara lain yang juga memilih untuk mengubah namanya demi menulis babak baru dalam perjalanan mereka.

Terima kasih telah mengikuti seri ini! Sampai jumpa di eksplorasi sejarah berikutnya. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *