
Rekaman 17 menit antara PM Thailand dan eks PM Kamboja mengungkap ketegangan, simpati personal, dan tekanan militer yang mengancam stabilitas kawasan.
SEBUAH rekaman percakapan antara PM Thailand Paetongtarn Shinawatra dan mantan PM Kamboja Hun Sen bocor ke publik dan langsung mengguncang. Dalam durasi 17 menit, suara-suara diplomasi informal terdengar—akrab, lugas, dan kadang terlalu jujur untuk seorang kepala pemerintahan.
Percakapan Utama Telepon
“Om dan Keponakan” di Tengah Krisis
Paetongtarn memanggil Hun Sen dengan sapaan “Om”, menandakan kedekatan personal yang bukan hal baru di antara keluarga Shinawatra dan Hun. Dalam percakapan, Paetongtarn memohon agar Hun Sen tidak mempercayai pihak militer Thailand yang disebutnya “ingin terlihat hebat”.
Diplomasi Bypass, PM vs Militer
Terungkap bahwa Paetongtarn merasa terjepit antara tekanan militer Thailand dan tuntutan diplomatik dari Kamboja. Ia bahkan mengatakan siap “mengatur apa pun” jika Hun Sen meminta langsung padanya. Namun langkah-langkah militer di perbatasan telah memicu respons keras dari pihak Kamboja, termasuk larangan ekspor dan sensor budaya pop Thailand.
Baca juga: Telepon Rahasia Terbongkar, Thailand–Kamboja di Ujung Bara
Bargaining Damai: Siapa Mulai, Siapa Menyerah?
Hun Sen berkali-kali menyatakan bahwa Thailand memulai ketegangan, termasuk menutup pos perbatasan setelah Kamboja menarik pasukannya. Ia menuntut dibukanya kembali jalur perbatasan sebagai syarat normalisasi. Paetongtarn berjanji akan berbicara dengan Kementerian Pertahanan, namun menegaskan posisinya sangat tertekan.

Diplomasi di Era Facebook
Hun Sen sempat menyebut bahwa postingannya hanya untuk menjelaskan pada rakyat Kamboja. Namun bagi Paetongtarn, unggahan itu memperburuk tekanan politik dalam negeri. Ia meminta semua diselesaikan lewat komunikasi langsung, bukan media sosial.
Generasi Baru, Perang Lama
Paetongtarn dan Hun Sen sama-sama mengakui bahwa generasi muda seharusnya tidak mewarisi konflik perbatasan yang berkepanjangan. Tapi dalam praktiknya, sentimen dan kepentingan militer di kedua negara tetap kuat, menyulitkan realisasi dialog damai.
Baca juga: Dari Sapaan ‘Om’ ke Tuntutan Mundur
Retakan Struktur Kekuasaan
Rekaman percakapan telepon PM Thailand Paetongtarn Shinawatra dan mantan PM Kamboja Hun Senbukan hanya soal siapa mengatakan apa. Ini memperlihatkan retakan dalam struktur kekuasaan Thailand, dinamika hubungan lintas negara yang terlalu personal, dan bahaya ketika jalur diplomatik informal justru membuka celah krisis yang lebih besar.
Apakah ini cerminan dari pendekatan baru diplomasi Asia Tenggara—atau justru kemunduran dalam menjaga integritas institusi negara? ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.
Dukung Jurnalisme Kami: https://saweria.co/PTMULAMULAMEDIA