PERJALANAN dengan kereta api kini semakin praktis. Penumpang cukup memindai wajah di boarding gate tanpa perlu mencetak tiket. Hingga Agustus 2025, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat sebanyak 7,47 juta penumpang sudah menggunakan layanan face recognition ini di stasiun-stasiun besar.
Inovasi tersebut tidak hanya mempersingkat antrean, tetapi juga berdampak nyata pada lingkungan. Sepanjang Januari–Agustus 2025, KAI menghemat 18.697 rol kertas tiket. Jika diuangkan, nilainya mencapai Rp274,3 juta. Jumlah ini bahkan lebih tinggi dibandingkan total penghematan sepanjang 2024.
Hemat Kertas, Hemat Sumber Daya
Sejak pertama kali diluncurkan pada September 2022, teknologi face recognition sudah dimanfaatkan oleh 17,5 juta pelanggan. Akumulasi penghematan kertas mencapai 42.698 rol, setara dengan efisiensi sekitar Rp634 juta.
Setiap rol kertas yang dihemat berarti ada pohon yang tidak ditebang, tinta yang tidak perlu diproduksi, dan sampah yang berkurang. Artinya, inovasi ini tidak sekadar membuat perjalanan lebih mudah, tetapi juga membawa manfaat keberlanjutan.
Layanan Terus Diperluas
Saat ini, face recognition tersedia di 22 stasiun besar dan akan terus diperluas. KAI juga menyiapkan pengembangan melalui aplikasi Access by KAI agar perjalanan antarmoda bisa berlangsung mulus dari awal hingga tujuan akhir.
“Transformasi digital adalah pijakan penting KAI untuk menghadirkan layanan transportasi modern, ramah lingkungan, dan sesuai kebutuhan pelanggan,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.
Langkah KAI menunjukkan bagaimana digitalisasi bisa membawa efisiensi sekaligus mendukung komitmen lingkungan. Dengan boarding tanpa kertas, setiap perjalanan kereta api kini bukan hanya nyaman dan aman, tetapi juga lebih ramah lingkungan. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.