
KITA membaca setiap hari. Ratusan pesan, komentar, notifikasi, dan headline.
Tapi kalau ditanya kapan terakhir kali membaca buku dari halaman pertama hingga akhir, kebanyakan dari kita mungkin terdiam.
Ironis, di era ketika semua informasi begitu mudah diakses, justru semakin sedikit yang membaca dengan sungguh-sungguh.
Kita menggulir layar lebih sering daripada membuka halaman.
Kita tahu berita terbaru, tapi lupa isi buku terakhir yang kita baca.
Dunia yang Serba Cepat
Kita hidup di zaman yang menukar kedalaman dengan kecepatan.
Semuanya singkat, padat, dan instan.
Kita ingin tahu segalanya, tapi tak lagi sabar memahami apa pun secara utuh.
Baca juga: Aksara: Kalau Mau Pintar, Tutup TikTok-mu dan Buka Buku!
Dulu, buku adalah jendela dunia. Kini, dunia ada di genggaman tangan. Tapi entah kenapa, jendela itu jarang sekali kita buka.
Kita merasa tahu banyak, padahal hanya membaca potongan-potongan kecil yang cepat hilang dari ingatan.
Membaca yang Hilang, Pikiran yang Dangkal
Menurut UNESCO (2023), rata-rata waktu baca masyarakat dunia turun hampir 30 persen dalam satu dekade terakhir.
Sementara Perpusnas (2024) mencatat Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) Indonesia mencapai 72,44, kategori sedang. Artinya, membaca masih belum jadi kebiasaan utama.
Bahkan laporan Google Books menyebut, 6 dari 10 pembaca digital tidak pernah menamatkan buku yang mereka mulai.
Baca juga: Aksara: Bacalah, Sebelum Otakmu Dicetak Algoritma
Buku kalah cepat dari notifikasi.
Padahal, membaca buku adalah latihan sabar, bukan sekadar mencari tahu, tapi belajar memahami.
Buku yang Menunggu Kita Pulang
Buku tidak menuntut perhatianmu seperti layar ponsel.
Buku tidak berteriak, tidak memberi notifikasi, tidak mengejar perhatianmu dengan suara dan warna.
Buku hanya menunggu. Diam, setia, dan sabar.
Baca juga: Aksara: Generasi Delapan Detik
Mungkin sudah lama kita menjauh dari buku, tapi buku tidak pernah benar-benar pergi.
Ia menunggu kita pulang, kapan pun kita siap kembali membuka halaman pertama.
Karena di tengah dunia yang bising, membaca adalah bentuk keheningan yang paling manusiawi. ***

Catatan Redaksi
- Aksara adalah rubrik khusus mulamula.id yang hadir setiap akhir pekan untuk menggugah publik agar kembali ke khitah ilmu: membaca, memahami, dan berpikir. Lewat tulisan reflektif, satir, hingga inspiratif, Aksara mengingatkan bahwa peradaban besar tidak lahir dari kecepatan scroll, tapi dari halaman yang dibaca dengan sabar.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.
Dukung Jurnalisme Kami: https://saweria.co/PTMULAMULAMEDIA