INDONESIA menghadapi tantangan besar yang tidak terlihat: mikroplastik. Menurut penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology, Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dalam hal konsumsi mikroplastik oleh penduduknya. Bahkan, warganya rata-rata menelan sekitar 13 gram mikroplastik setiap bulannya, mendekati angka konsumsi Malaysia yang mencapai 15 gram.
Tapi, apa dampak sebenarnya dari serbuan mikroplastik ini?
Temuan yang mengejutkan
Studi yang dilakukan oleh lembaga riset berbasis di Amerika Serikat mengungkapkan fakta yang mengejutkan. Indonesia, bersama dengan Malaysia, menempati posisi tinggi dalam daftar konsumsi mikroplastik, yang mayoritas masuk ke tubuh manusia melalui makanan laut.
Dampak pada kesehatan
Selain merusak keindahan alam dan mengancam lingkungan, mikroplastik juga membawa ancaman serius bagi kesehatan manusia. Penelitian menemukan keberadaan mikroplastik bahkan di dalam tubuh manusia, termasuk di testis. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran serius akan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi manusia.
Jejak mikroplastik dalam sejarah
Pencemaran plastik ternyata bukan fenomena baru. Temuan mikroplastik dalam sampel tanah arkeologi menunjukkan bahwa plastik telah menyusup ke dalam masa lalu kita, mengubah paradigma dalam pelestarian peninggalan sejarah.
Air minum dalam ancaman
Bahkan air minum dalam kemasan tidak luput dari ancaman mikroplastik. Riset terbaru mengungkapkan bahwa kandungan mikroplastik dalam air minum jauh melebihi perkiraan sebelumnya, mendorong perlunya mencari alternatif yang lebih berkelanjutan.
Langkah menuju keberlanjutan
Kesadaran global tentang bahaya mikroplastik menuntut tindakan konkret. Dengan membatasi penggunaan plastik sekali pakai dan memilih solusi yang lebih berkelanjutan, kita dapat membantu mengurangi jejak mikroplastik di dunia kita.
Saatnya bertindak bersama untuk masa depan yang lebih bersih dan sehat. ***