
Dunia yang Selalu Berlari
Kita bangun dengan notifikasi.
Bekerja ditemani bunyi alarm digital.
Tidur pun dengan pikiran yang masih sibuk menata rencana esok hari.
Dunia membuat kita merasa produktif, padahal mungkin kita hanya… sibuk.
Sebuah penelitian dari University of Virginia (2024) menemukan hal yang mengejutkan.
67% orang lebih memilih melakukan aktivitas acak — termasuk ‘menyetrum’ diri — ketimbang duduk diam dan berpikir selama 15 menit.
Manusia modern tak lagi takut gelap.
Kita takut sunyi.
Kita takut menghadapi pikiran sendiri.
Waktu yang Ada, Pikiran yang Hilang
Banyak orang bilang mereka “tak punya waktu” untuk membaca, merenung, atau sekadar duduk tanpa melakukan apa-apa.
Padahal menurut studi MIT (2025),
rata-rata orang menghabiskan lebih dari 4 jam per hari berpindah-pindah aplikasi digital tanpa tujuan jelas.
Baca juga: Aksara: Buku yang Didengar, Bukan Dibaca
Kita punya waktu.
Yang hilang adalah ruang batin yang dulu kita gunakan untuk berpikir.
Kini, setiap jeda diserbu oleh notifikasi.
Setiap sunyi diisi oleh suara dari luar diri kita.
Berpikir Bukan Lagi Kebiasaan
Kita hidup di era reaksi cepat.
Melihat berita → berkomentar.
Membaca judul → merasa sudah tahu.
Melihat potongan video → yakin pada kesimpulan sendiri.
Padahal, berpikir sejati terjadi di antara dua diam.
Diam setelah menerima informasi, dan diam sebelum memberikan respons.
Namun ruang itu sudah lenyap, digantikan keharusan untuk selalu “online”, “up-to-date”, dan “berpendapat sekarang juga”.
Baca juga: Aksara: Dunia yang Mencari Kebenaran di Kolom Komentar
Akibatnya, dunia semakin penuh suara,
tapi semakin miskin pemikiran.
Mengembalikan Keheningan ke Dalam Kepala
Berpikir itu butuh waktu.
Butuh keheningan.
Butuh keberanian menatap diri sendiri tanpa distraksi.
Tidak semua yang pelan itu kuno.
Tidak semua yang cepat itu maju.
Baca juga: Aksara: Dunia Semakin Cerdas, Manusia Semakin Mudah Ditipu
Mungkin, di tengah segala riuh digital ini, kita perlu kembali mengizinkan diri… berhenti.
Berdiam.
Merenung.
Membaca sesuatu yang lebih panjang dari satu paragraf.
Karena dari sinilah ide lahir, pemahaman tumbuh, dan manusia bertemu kembali dengan dirinya.

Dunia memang semakin sibuk,
tapi sibuk tidak selalu berarti hidup.
Kadang, berhenti justru cara paling berani untuk kembali mengenali diri sendiri.
Salam literasi.
Catatan Redaksi
- Aksara adalah rubrik khusus mulamula.id yang hadir setiap akhir pekan untuk menggugah publik agar kembali ke khitah ilmu: membaca, memahami, dan berpikir. Lewat tulisan reflektif, satir, hingga inspiratif, Aksara mengingatkan bahwa peradaban besar tidak lahir dari kecepatan scroll, tapi dari halaman yang dibaca dengan sabar.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.
Dukung Jurnalisme Kami: https://saweria.co/PTMULAMULAMEDIA