Kamala Harris dan Ujian Demokrasi Amerika: Mampukah Dia Menembus Batas?

Kamala Harris. Foto: Instagram/ @vp (Vice President Kamala Harris).

Mulamula.id – Partai Demokrat Amerika Serikat (AS) dihadapkan pada keputusan penting dan bersejarah: mencalonkan Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon presiden dalam pemilu November mendatang. Kamala jadi pilihan menyusul pengunduran diri Presiden Joe Biden dari pencalonan. Jika Harris maju, ini akan menjadi ujian besar terhadap penerimaan pemilih AS terhadap seorang wanita kulit hitam sebagai pemimpin tertinggi negara.

Pengumuman Pengunduran Diri Biden

Presiden Joe Biden secara resmi mengumumkan pada Minggu (21/7/2024) bahwa dirinya tidak akan mencalonkan diri lagi. Namun, akan tetap menjalankan tugasnya sebagai Presiden AS hingga masa jabatannya berakhir.

Biden juga menyatakan dukungannya kepada Kamala Harris sebagai calon presiden dari Partai Demokrat. Keputusan ini datang setelah tekanan dari anggota parlemen Demokrat dan para donatur partai. Mereka khawatir dengan kondisi fisik dan mental Biden yang kini berusia 81 tahun.

Tantangan Bagi Kamala Harris

Kamala Harris, yang saat ini berusia 59 tahun, akan menghadapi berbagai tantangan besar jika menjadi calon resmi Partai Demokrat. Tantangan utamanya adalah mengatasi sejarah panjang seksisme dan rasisme di Amerika.

Selama lebih dari dua abad, AS hanya memilih satu presiden berkulit hitam dan belum pernah memilih seorang wanita sebagai presiden.

“Apakah ras dan gendernya akan menjadi masalah? Tentu saja,” kata LaTosha Brown, pakar strategi politik dan co-founder Black Voters Matter Fund. Selain itu, Harris hanya memiliki waktu tiga bulan untuk berkampanye dan menyatukan Partai Demokrat serta para donaturnya.

Kamala Harris, harapan baru untuk mengatasi hambatan seksisme dan rasisme di AS pada Pemilu 2024. Foto: Instagram/ @vp (Vice President Kamala Harris)
Peluang dan Dukungan

Meski demikian, banyak anggota Partai Demokrat yang optimis dengan peluang Harris. Sebagai tokoh vokal dalam isu hak aborsi, Harris diharapkan bisa menarik dukungan dari pemilih muda dan basis progresif partai.

Selain itu, dia juga diharapkan bisa mengonsolidasikan dukungan dari pemilih kulit hitam. Dan memberikan penampilan debat yang kuat melawan Donald Trump, calon dari Partai Republik.

Pencalonan Harris dipandang sebagai kontras yang tajam dengan Trump dan calon wakil presiden dari Partai Republik, Senator JD Vance. “Bagi saya, Harris mencerminkan masa kini dan masa depan Amerika,” kata LaTosha Brown.

Sejarah dan Harapan

Pengalaman Harris sebagai wanita pertama dan orang kulit hitam keturunan Asia Selatan pertama yang menjabat Wakil Presiden AS telah membuktikan kemampuannya menghadapi serangan terkait ras dan gendernya.

Meskipun ada kekhawatiran mengenai performa Harris dalam dua tahun pertama menjabat dan kampanye singkatnya pada tahun 2020, pendukungnya yakin dia siap menghadapi tantangan yang lebih besar.

“Amerika memiliki sejarah rasisme dan seksisme. Jadi saya yakin ini akan menjadi faktor dalam kampanyenya,” kata mantan ajudan Harris, Jamal Simmons.

Namun, Simmons juga percaya bahwa Harris bisa mendapatkan dukungan tambahan dari pemilih kulit hitam dan perempuan yang terdorong untuk mendukungnya sebagai calon teratas dari Partai Demokrat.

Kamala Harris bersama dengan pemilik usaha kecil, wirausahawan, dan pemimpin komunitas di kediaman Wakil Presiden. Foto: Instagram/ @vp (Vice President Kamala Harris).
Tantangan dari Patriarki

Nadia Brown, Direktur Program Studi Wanita dan Gender di Georgetown University, mengingatkan bahwa meskipun ada peningkatan jumlah pemimpin politik kulit hitam, masih ada keengganan untuk menerima wanita, khususnya wanita kulit hitam, dalam peran kepemimpinan utama di AS.

“Patriarki adalah obat yang sangat mematikan,” katanya, menekankan bahwa tantangan terbesar Harris mungkin adalah mengatasi patriarki dan rasisme yang masih kuat di masyarakat.

Dengan dukungan dari berbagai pihak dan tantangan yang ada di depannya, pencalonan Kamala Harris sebagai calon presiden Partai Demokrat akan menjadi salah satu momen paling bersejarah dan menentukan dalam politik Amerika. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *