
INDONESIA semakin serius mengembangkan energi terbarukan, khususnya panas bumi, dengan menawarkan 12 proyek geothermal di ajang COP 29 di Baku, Azerbaijan. Tawaran ini menjadi bagian dari strategi Indonesia untuk menarik investasi global dalam transisi energi bersih.
Potensi Besar Energi Panas Bumi Indonesia
Indonesia memiliki potensi sumber daya panas bumi sebesar 23,5 gigawatt, namun baru sekitar 2,59 gigawatt yang termanfaatkan. Dalam presentasinya, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menegaskan bahwa ada banyak peluang yang belum tergarap. “Dengan kapasitas yang ada, kita bisa mengembangkan lebih banyak proyek panas bumi,” kata Eniya.
Baca juga: Indonesia, Raksasa Panas Bumi Dunia yang Belum Terbangun
Proyek-proyek geothermal yang jadi tawaran meliputi pengembangan pembangkit listrik di berbagai wilayah Indonesia. Beberapa proyek besar ini mencakup lokasi seperti Sulawesi Utara, Jawa Timur, Sumatera Utara, hingga Nusa Tenggara Timur. Total nilai investasi yang jadi kebutuhan mencapai sekitar USD 2,16 miliar (Rp 34 triliun), yang mencakup berbagai kapasitas mulai dari 15 megawatt hingga 60 megawatt per proyek.
Deregulasi untuk Menarik Investasi
Meskipun Indonesia memiliki potensi besar, investasi panas bumi di Tanah Air masih terbilang stagnan. Salah satu penghambatnya adalah proses perizinan yang memakan waktu panjang.
“Proses perizinan seringkali membutuhkan lebih dari lima tahun. Kami kini tengah menyederhanakan prosedur untuk menarik lebih banyak investor,” jelas Eniya.
Baca juga: Investor Taiwan Incar Energi Hijau Indonesia
Dengan deregulasi yang dipermudah, harapannya perizinan proyek bisa cepat menjadi hanya tiga tahun.
Proyek-Poyek Panas Bumi yang Ditawarkan
Berikut adalah beberapa proyek panas bumi yang sedang ditawarkan di COP 29:
- Lahendong Fase 7 dan 8 di Sulawesi Utara, kapasitas 2×20 MW, oleh PT Pertamina Geothermal Energy.
- Sarulla Fase 2 di Sumatera Utara, kapasitas 50 MW, oleh Medco, Ormat, Kyushu, dan Itochu.
- Ijen Fase 2 di Jawa Timur, kapasitas 30 MW, oleh Medco dan Ormat.
- Ulumbu di Nusa Tenggara Timur, kapasitas 30 MW, oleh PT PLN.
- Candradimuka di Jawa Tengah, kapasitas 40 MW, oleh PT Geo Dipa Energy.
- Cogeneration Project Lahendong Bottoming Unit 1 di Sulawesi Utara, kapasitas 15 MW, oleh PT Pertamina Geothermal Energy.
Menjadi Pemain Utama Energi Terbarukan
Dengan lebih dari 12 proyek panas bumi yang jadi tawaran, Indonesia berusaha menjadikan energi geothermal sebagai bagian penting dari mix energi masa depan. Mengingat potensi yang besar, Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya geothermal ini untuk menciptakan energi bersih yang lebih terjangkau dan berkelanjutan.
Baca juga: Indonesia Perlu Merangkul Energi Terbarukan demi Investor Global
Sebagai bagian dari komitmen terhadap perubahan iklim, pemerintah Indonesia juga memfokuskan upaya untuk mengurangi emisi karbon melalui berbagai proyek energi hijau, termasuk geothermal. Harapannya, dengan lebih banyak investasi yang masuk, Indonesia dapat mempercepat transisi menuju energi bersih yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Energi Terbarukan: Peluang Besar Pekerjaan Hijau untuk Indonesia
Melalui ajang COP 29 dan forum internasional lainnya, Indonesia membuka pintu bagi investor global untuk berkontribusi dalam pengembangan energi terbarukan, sekaligus meningkatkan peran Indonesia dalam mengatasi tantangan perubahan iklim. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.