
DI DUNIA yang semakin terhubung ini, privasi menjadi isu utama. WhatsApp, aplikasi pesan instan dengan lebih dari 2 miliar pengguna, mengklaim keamanan tinggi dengan enkripsi end-to-end. Artinya, hanya pengirim dan penerima pesan yang bisa melihat isi percakapan. Tapi, apa jadinya jika privasi Anda bukan hanya terancam oleh peretas, tetapi juga oleh lembaga negara?
CEO Meta, Mark Zuckerberg, dalam diskusinya dengan Joe Rogan di podcast The Joe Rogan Experience, mengungkapkan kenyataan yang mengejutkan. Meski WhatsApp dilindungi oleh enkripsi yang menjamin data tidak bisa diakses oleh server Meta, akses fisik ke perangkat pengguna dapat membuka celah. Lembaga penegak hukum dan badan intelijen seperti CIA dapat mengakses data di ponsel tanpa perlu menyadap pesan yang sedang dikirim.
Penyadapan Canggih dengan Software Mata-mata
Masalahnya, perangkat yang terinfeksi dengan software mata-mata canggih seperti Pegasus buatan NSO Group dari Israel, bisa melewati perlindungan enkripsi WhatsApp. Setelah perangkat terinfeksi, pihak berwenang bisa mengakses berbagai data, termasuk pesan terenkripsi, foto, dan log panggilan, tanpa sepengetahuan pengguna. Ini menjadikan perangkat kita lebih rentan dari yang kita kira.
Baca juga: Meta AI, Asisten Virtual Terbaru di WhatsApp
Zuckerberg menjelaskan, “Enkripsi membuat pesan tak bisa dilihat oleh perusahaan yang menjalankannya. Namun, jika seseorang sudah memiliki akses ke perangkat, data Anda bisa dibuka.” Akses semacam ini memudahkan penegak hukum atau badan intelijen mengakses data penting, meskipun aplikasi pesan yang digunakan sudah terlindungi oleh enkripsi canggih.
Privasi yang Terus Terancam
Tentu saja, WhatsApp tidak tinggal diam. Dalam upayanya untuk melindungi privasi penggunanya, aplikasi ini memperkenalkan fitur baru seperti “disappearing message” atau pesan sementara. Fitur ini memungkinkan pesan yang dikirim akan hilang dalam waktu tertentu, mengurangi data sensitif yang tersimpan di perangkat.
Baca juga: Cara Mengubah WhatsApp Pribadi ke WhatsApp Bisnis
Namun, Zuckerberg mengingatkan bahwa, meski fitur ini bisa membantu, akses langsung ke ponsel pengguna tetap menjadi ancaman terbesar. “Jika seseorang telah menyusup ke ponsel Anda, mereka dapat melihat semuanya. Mengenkripsi dan menghilangkan data adalah standar keamanan yang baik, tetapi perangkat Anda tetap bisa menjadi celah,” ungkapnya.
Tantangan Privasi di Era Digital
Di tengah kemajuan teknologi, perlindungan data pribadi menjadi semakin sulit dijaga. Lembaga penegak hukum dan badan intelijen memiliki alat yang canggih untuk mengakses informasi pribadi, meski kita sudah berusaha melindunginya dengan enkripsi. Apa artinya privasi di dunia digital jika perangkat yang kita percayakan untuk komunikasi bisa disusupi tanpa kita tahu?
Baca juga: Cara Mengganti Nada Dering WhatsApp dengan Suara Sendiri
Apa yang Bisa Dilakukan Pengguna?
Bagi Gen Z dan pengguna internet lainnya, tantangan ini mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan perangkat kita. Selain menjaga perangkat tetap aman dari ancaman malware, kita juga perlu lebih bijak dalam menggunakan fitur keamanan seperti pesan sementara dan enkripsi perangkat. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.