Boom Kripto di Indonesia, 18 Juta Pengguna dan Rp 360 T Transaksi

OJK mencatat jumlah pengguna aset kripto nasional mencapai 18,61 juta orang dengan nilai transaksi lebih dari Rp 360 triliun hingga September 2025. Foto: Ilustrasi/ Karola G/ Pexels.

JAKARTA, mulamula.id Minat masyarakat Indonesia terhadap aset kripto terus melonjak. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan hingga akhir September 2025, jumlah pengguna kripto nasional telah menembus 18,61 juta orang, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp 360 triliun sepanjang tahun berjalan.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menyebut pertumbuhan tersebut konsisten setiap bulan.

“Pengguna kripto nasional tumbuh 3–5 persen month to month. Ini menunjukkan minat masyarakat yang tetap tinggi terhadap aset digital,” ujar Hasan dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 di Jakarta, Jumat (31/10).

Potensi Besar Aset Digital Dunia

Menurut Hasan, prospek ekonomi digital di sektor aset kripto dan tokenisasi sangat besar. Beberapa lembaga riset internasional bahkan menempatkan aset digital sebagai salah satu instrumen ekonomi masa depan yang akan mendominasi pasar global.

Baca juga: Utang Pinjol Tembus Rp 84,6 T, Tenang atau Bikin Was-was?

Boston Consulting Group memperkirakan nilai aset yang ditokenisasi bisa mencapai USD 16,1 triliun pada 2030. Sementara Standard Chartered dan Singples memproyeksikan angka hingga USD 30,1 triliun pada 2034.

Bagi generasi muda yang kian melek finansial, kripto bukan lagi sekadar tren, tapi bagian dari transformasi ekonomi digital global yang tak terelakkan.

Risiko dan Tantangan di Balik Tren Kripto

Namun, Hasan mengingatkan bahwa peluang besar itu datang bersama tantangan baru. Risiko volatilitas harga, keamanan siber, dan potensi penyalahgunaan teknologi masih menjadi pekerjaan rumah bagi regulator dan pelaku industri.

Baca juga: Investasi Kripto Aman dengan Tips Keamanan Terbaru

“Inovasi selalu membawa risiko baru. Mulai dari ancaman peretasan hingga kegagalan infrastruktur teknologi, semua perlu diantisipasi agar ekosistem kripto tetap aman dan sehat,” tegasnya.

Dalam lanskap digital yang berkembang cepat, Indonesia kini menjadi salah satu pasar kripto paling dinamis di Asia. Tantangannya, bagaimana menjaga pertumbuhan itu tetap berkelanjutan tanpa mengorbankan keamanan dan kepercayaan publik. ***

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *