
SETELAH lima dekade kekuasaan otoriter, dinasti Assad yang mendominasi Suriah akhirnya runtuh. Minggu (8/12), Presiden Bashar al-Assad meninggalkan Damaskus menuju Moskow setelah pasukan oposisi berhasil menguasai ibu kota. Kepemimpinan keluarga Assad, yang dimulai oleh Hafez al-Assad pada 1970 melalui kudeta, kini tinggal sejarah.
Perjalanan Panjang Kekuasaan Assad
Rezim Assad terkenal memerintah dengan tangan besi. Amnesty International dan PBB telah mendokumentasikan berbagai pelanggaran HAM yang terjadi selama masa kekuasaan keluarga ini.
Hafez al-Assad, ayah Bashar, mengukuhkan kekuasaan melalui kudeta dan menerapkan kebijakan represif untuk mengendalikan rakyat. Bashar, yang menggantikan ayahnya pada 2000, melanjutkan tradisi kekuasaan otoriter hingga akhirnya dipaksa lengser.
Kemenangan Oposisi di Tengah Konflik Berkepanjangan
Kelompok oposisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS) memainkan peran utama dalam menggulingkan Assad. Serangan 11 hari mereka berhasil merebut sejumlah kota strategis, termasuk Aleppo, Hama, Homs, dan Daraa.
Di pusat Damaskus, pasukan HTS mendeklarasikan kemenangan mereka di Masjid Umayyad yang ikonis. Pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Julani, menyebut kemenangan ini sebagai “momen bersejarah” bagi dunia Muslim.
Jalanan Damaskus dipenuhi warga yang merayakan kejatuhan Assad. Mereka meneriakkan yel-yel, menembakkan senjata ke udara, dan menyebut runtuhnya dinasti Assad sebagai kemenangan rakyat. “Suriah milik kami, bukan keluarga Assad,” teriak salah seorang warga penuh semangat.

Rusia, Sekutu yang Kehilangan Fokus?
Kaburnya Assad ke Moskow menyoroti keterbatasan dukungan dari Rusia, Iran, dan Hezbollah, tiga sekutu utama rezim ini. Konflik Ukraina membuat Moskow mengalihkan perhatian, sementara Iran melemah akibat serangan Israel, dan Hezbollah enggan memberikan dukungan tambahan. Langkah Rusia menarik sebagian aset militernya dari Suriah semakin memperburuk situasi Assad.
“Rusia hanya mampu memberikan dukungan terbatas. Iran juga menarik personelnya,” kata seorang analis militer, menggambarkan keretakan dukungan internasional terhadap rezim Assad. Bahkan permintaan bantuan Assad kepada Irak tak membuahkan hasil.
Babak Baru Suriah, Tantangan dan Harapan
Runtuhnya dinasti Assad membuka babak baru bagi Suriah. Namun, tantangan besar menanti. Kelompok oposisi menghadapi tugas berat untuk membangun pemerintahan yang stabil di tengah berbagai kepentingan geopolitik. Sementara itu, rakyat Suriah berharap transisi ini membawa perubahan nyata setelah puluhan tahun hidup di bawah tekanan.
Apakah ini akhir dari konflik berkepanjangan atau awal dari ketidakpastian baru? Dunia terus memantau langkah Suriah menuju masa depan. ***
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel Mulamula.id dengan klik tautan ini.